Tahun ini, tiga anak usaha PT PP akan melakukan IPO
Tahun ini, tiga anak usaha PT PP akan melakukan IPO. Tiga anak perusahaan itu yaitu PT PP Pracetak, PT PP Peralatan dan PT PP Energi. Selain itu, PT PP juga akan melakukan stock split saham dan rights issue PT PP Properti Tbk. Perseroan memiliki ekspektasi laba bersih komprehensif dapat tumbuh 40-50 persen di 2017 ini.
PT PP (Persero) Tbk menyatakan, guna mendukung peningkatan kinerja perusahaan di 2017, pihaknya akan melakukan berbagai aksi korporasi. Antara lain stock split saham dan rights issue PT PP Properti Tbk, serta melaksanakan Initial Public Offering (IPO) tiga anak perusahaan, yaitu PT PP Pracetak, PT PP Peralatan dan PT PP Energi.
Direktur Utama PT PP, Tumiyana, mengatakan perseroan juga menargetkan perolehan kontrak baru 2017 dapat tumbuh lebih dari 20 persen dibandingkan target 2016 yang berjumlah sekitar Rp 31 triliun. Dengan target kontrak baru 2017 dan kontrak carry over, perseroan menargetkan pendapatan 2017 tumbuh lebih dari 50 persen dibandingkan dengan target 2016 yang berkisar Rp 17 triliun sampai Rp 19 triliun. Dari target tersebut, perseroan memiliki ekspektasi laba bersih komprehensif dapat tumbuh 40-50 persen di 2017 ini.
"Perseroan sangat optimistis dapat melampaui target kontrak baru tahun 2017 yang tumbuh lebih besar dari 20 persen. Hal itu didukung oleh program-program yang telah dicanangkan Pemerintah saat ini untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia," kata Tumiyana di Jakarta, Senin (16/1).
Tumiya mengungkapkan perseroan berhasil melampui target kontrak baru 2016 yang telah ditetapkan yakni mencapai Rp 32,6 triliun atau 105 persen dari target. Di mana total order book yang berhasil diraih yaitu sebesar Rp 71,5 triliun dan sudah termasuk carry over 2015 sebesar Rp 39 triliun.
"Perseroan telah bekerja secara maksimal sehingga target-target kinerja perusahaan yang ditetapkan pada awal tahun dapat dicapai," ujarnya.
Pencapaian kontrak baru perseroan pada 2016 terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp 27,3 triliun dan entitas anak perusahaan sebesar Rp 5,3 triliun.
Adapun kontrak baru yang disumbang oleh anak perusahaan perseroan sampai dengan akhir Desember 2016, antara lain PT PP Properti Tbk sebesar Rp 2,4 triliun, PT PP Pracetak Rp 2,1 triliun dan PT PP Peralatan Rp 738 miliar.
Beberapa proyek besar yang berhasil diraih perseroan pada 2016, antara lain dua ruas Jalan Tol senilai masing-masing Rp 3 triliun dan Rp 2,7 triliun, PLTGMG Paket 7 100 MW yang berada di empat lokasi (Flores, Nabire, Bontang, Ternate), PLMTG Lombok Peaker 130-150 MW Rp 1,42 triliun, Stadion jayapura Rp 1,2 triliun, MNP Paket B & C Reklamasi Rp 891 miliar.
Selain itu, Mobile Power Plant 500 MW Rp 739 miliar yang berada di delapan lokasi, Add On Grati Block 2 Project 150 MW Rp 729 miliar, MPP Dual Fuel GE/GT Package 8 (Jayapura & Kendari) Rp 725 miliar, pembangunan Gedung BNI Tower Rp 714 miliar, AEON Mall Sentul Rp 689 miliar, Tunjungan Boulevard Rp 655 miliar, Bedungan Sukoharjo Lampung Rp 555 miliar, Apartemen Pertamina RU di Balikpapan Rp 497 miliar.
"Selain berhasil melampaui target kontrak baru 2016, perseroan juga meyakini dapat melampaui target laba bersih yang telah dicanangkan di awal 2016."
Di 2016, PT PP juga telah melakukan sejumlah aksi korporasi yaitu mendapatkan Penyertaan Modal Negara dari Pemerintah dan menghimpun dana dari publik melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (HMETD) atau Rights Issue Perseroan dengan total dana sebesar Rp 4,41 triliun untuk menambah permodalan perseroan.
Baca juga:
Wapres JK ungkap DPR buat upaya BUMN melantai di bursa menjadi lama
Sriwijaya Air targetkan IPO pada Maret 2017
Sudah dipersiapkan sejak era Dahlan Iskan, IPO anak usaha PLN batal
Kalahkan Alibaba, IPO Saudi Aramco bakal jadi terbesar dalam sejarah
Situs jual beli online dinilai laik melantai di bursa
OJK janji sederhanakan aturan dorong UKM melantai di bursa saham
Awal tahun, OJK ungkap belum ada BUMN berminat melantai di bursa
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.