Tahun lalu, ekspor Indonesia merosot 14,62 persen
Menjadi USD 150,25 miliar dari sebelumnya USD 176,29 pada 2014.
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai USD 150,252 miliar sepanjang 2015. Menurun sebesar 14,62 persen ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar USD 176,29 miliar.
Dimana, ekspor nonmigas mencapai USD 131,7 miliar atau menurun 9,77 persen.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Selama Januari-Desember 2015, ekspor sepuluh golongan barang memberikan kontribusi 38,04 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut turun 5,97 persen terhadap periode yang sama 2014," kata Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (15/1).
Adapun sepuluh komoditas dimaksud antara lain: lemak dan minyak hewan atau nabati yang ekspornya pada Desember lalu naik sebesar USD 209,9 juta atau 14,85 persen ketimbang bulan sebelumnya.
Kemudian, pakaian jadi bukan rajutan USD 89,7 juta atau 30,02 persen, bubur kayu atau pulp USD 58,8 juta atau 64,93 persen. Lalu, timah USD 50,8 juta atau 128,40 persen.
Sedangkan ekspor alas kaki menurun sebesar USD 22,8 juta atau 5,26 persen, mesin-mesin atau pesawat mekanik USD 17,8 juta atau 4,47 persen. Penurunan juga terjadi pada ekspor mesin atau peralatan listrik USD 13,4 juta atau 1,98 persen, berbagai makanan olahan USD 9,5 juta atau 12,49 persen.
Baca juga:
Bareskrim gagalkan penyelundupan 17 ton jagung dari Brasil
Asosiasi petani tolak rencana impor gula 200.000 ton tahun depan
Menteri Susi bakal tertibkan ekspor ilegal hasil laut RI
198.000 sapi asal Australia serbu Indonesia awal tahun ini
Desember 2015, nilai impor Indonesia naik 5,23 persen