Tak Hanya China, Ini Deretan Negara Perang Dagang dengan Amerika Serikat
Dampak perang dagang, ekonomi dunia yang melambat jadi salah satu 'hasil' perang antara dua negara ini. Selama dua tahun berturut-turut, ketegangan AS dengan China seolah tak menemukan titik damai.
Pemberitaan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China akhir-akhir ini menyedot banyak perhatian. Terutama, setelah China memutuskan untuk membalas perlakuan AS dengan menetapkan tarif impor pada barang-barang AS.
Dampaknya, ekonomi dunia yang melambat jadi salah satu 'hasil' perang antara dua negara ini. Selama dua tahun berturut-turut, ketegangan AS dengan China seolah tak menemukan titik damai.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
Meski demikian, China hanyalah satu dari sekian negara yang jadi 'musuh' AS dalam perdagangan. Dalam periode kepemimpinan Trump, ternyata AS juga memberlakukan tarif impor pada negara-negara ini, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Uni Eropa
Pada 22 Juni, Uni Eropa menetapkan bea masuk sebesar 25 persen barang dari AS dengan total nilai USD 2,8 miliar. Hal ini dilakukan karena AS menerapkan tarif impor pada baja dan aluminium Eropa.
Barang-barang yang kena bea masuk itu antara lain motor Harley Davidson, kacang tanah, blue jeans, bourbon, baja dan aluminium.
2. Meksiko
Tak cuma 'bermusuhan' dalam bidang politik dan pertahanan, AS juga berseteru dengan Meksiko dalam perdagangan.
Buktinya, setelah Trump menetapkan tarif impor baja dan aluminium dari Meksiko, negara tersebut membalas tindakan AS dengan menaikkan tarif impor AS 15 persen hingga 25 persen dengan total nilai USD 3 miliar. Barangnya kebanyakan produk makanan seperti daging babi, kentang, apel, bourbon dan keju-kejuan.
3. Kanada
Tidak cukup sampai disitu, AS juga 'menyerang' negara tetangganya dengan memberlakukan tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen untuk impor aluminium, yang berlaku efektif 1 Juni 2018 lalu.
Kanada merespons tindakan AS dengan memberlakukan pajak juga untuk barang yang sama senilai USD 16 miliar.
4. Turki
Dengan komoditas yang sama, baja dan aluminium, AS mengenakan tarif impor dari Turki dengan porsi yang tidak main-main, 50 persen dan 20 persen! Alhasil, Turki ikut menaikkan tarif pada barang asal AS yang meliputi kendaraan bermotor, minuman beralkohol, baja struktural, beras dan produk kecantikan.
Tapi, Trump mereda dan mengurangi tarif menjadi 25 persen dan 10 persen. Nantinya, Turki akan melakukan hal yang sama.
5. Jepang
Supaya perdagangannya lebih baik, AS meminta akses pasar yang lebih luas ke Jepang. Tapi, permintaan itu tidak diiringi dengan tindakan baik hati AS mengurangi tarif barang Jepang.
Namun pada KTT G7, kedua negara sudah sepakat untuk bekerja sama demi kemajuan perdagangan.
6. India
AS keukeuh tidak menghapus tarif impor baja dan aluminium India. Imbasnya, negara tersebut memberlakukan tarif pada kacang-kacangan asal AS. Pajaknya setinggi 120 persen!
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)