Tak Ingin 50 Juta Warga Pantura Tenggelam, Prabowo: Pembangunan Tanggul Raksasa Harus Dipercepat
Proyek tanggul raksasa merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hingga hilangnya banyak lahan.
Prabowo menemukan masih banyaknya masyarakat yang hidup dengan rumah terendam.
Tak Ingin 50 Juta Warga Pantura Tenggelam, Prabowo: Pembangunan Tanggul Raksasa Harus Dipercepat
Tak Ingin 50 Juta Warga Pantura Tenggelam, Prabowo: Pembangunan Tanggul Raksasa Harus Dipercepat
Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto merasa terpanggil untuk ambil bagian dalam proyek tanggul Laut raksasa atau Giant Sea Wall di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa.
Meskipun proyek itu bukan tanggung jawabnya, Prabowo tak ingin nasib 50 juta warga di Pantura Jawa dipertaruhkan. Sebab, penurunan muka tanah atau degradasi tanah terus terjadi di wilayah itu setiap tahunnya.
"Saya ingin sampaikan latar belakang bagaimana saya merasa terpanggil untuk lebih memusatkan perhatian kepada Giant Sea Wall ini. Kita harus kumpulkan otak-otak terbaik bangsa, segera kita percepat pembangunan Giant Sea Wall untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta masyarakat yang hidup di Pantura Jawa," ujarnya dalam Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1).
Prabowo menganggap pembangunan Giant Sea Wall sebagai masalah serius dan mendesak. Proyek tanggul raksasa merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hingga hilangnya banyak lahan.
"Terutama kualitas hidup sebagian rakyat kita yang sungguh-sungguh mengenaskan dan sama sekali tidak manusiawi. Itu tidak boleh dianggap sebagai hal yang lumrah," tegasnya.
Sebagai seorang pejabat, dia pun mengaku telah beberapa kali mengunjungi kawasan-kawasan yang terancam tenggelam di Pantura Jawa. Prabowo menemukan masih banyaknya masyarakat yang hidup dengan rumah terendam.
"Terus terang saja, bukan kapasitas saya sebagai Menhan, tapi kapasitas saya sebagai pemimpin politik. Tiap berapa tahun saya kampanye, dan kunjungi daerah-daerah itu," ungkap Prabowo.
"Dari 2014 saya lihat keluarga-keluarga itu yang hidup di ruang tidur, ruang makan, air setinggi lutut. Anak-anak mereka hidup di tengah lalat, nyamuk, sampah. Ini membuat saya bertanya kepada diri saya, apa yang saya bisa buat untuk segera merubah. Bukan kelak di kemudian hari, tapi segera," tegasnya.