Tak proaktif perdagangan bebas, Indonesia ditinggal investor
Indonesia ini sekarang dianggap bukan tempat yang menarik untuk investasi dalam skala yang besar.
Indonesia tak lagi dipandang sebagai tempat menarik untuk investasi skala besar. Alasannya, Indonesia terlalu ketat dalam pelaksanaan ekspor.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan Indonesia tidak lagi menarik di mata investor karena tidak melaksanakan perundingan kerja sama perdagangan bebas. Dari penuturannya, investor mulai enggan menanamkan modalnya di Indonesia.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Bagaimana Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo mempromosikan investasi bodong mereka? Indra Kenz kerap membuat konten yang memamerkan harta seperti rumah mewah, mobil sport hingga fashion branded.
-
Bagaimana Kemendag menggenjot potensi pasar minyak goreng Indonesia di Timur Tengah? "Kunjungan lapangan (field visit) ke perusahaanekspor dan impor El Tawheedmerupakan bentukkomitmen pemerintah untuk menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia.
"Jadi kesimpulan dasarnya adalah Indonesia ini sekarang dianggap bukan tempat yang menarik untuk investasi dalam skala yang besar karena Indonesia kurang proaktif dalam rangka membuka pasar ekspor kita melalui perundingan-perundingan FTA atau bilateral regional," ujar dia yang ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/3).
Perusahaan besar yang ingin menanamkan investasinya tidak lagi melihat kekuatan pasar Indonesia, dalam hal ini jumlah penduduk. Investor kini berorientasi agar hasil produksinya bisa diekspor. Atas dasar itulah, Kemendag mencoba mereview posisi Indonesia dalam berbagai perundingan perdagangan bebas.
"Tadi keputusan utamanya adalah Bapak Menko Perekonomian (Sofyan Djalil) mengarahkan kita semua untuk salah satu reformasi kebijakan di sini, yakni memetakan kembali setiap perundingan, antara lain setiap perundingan itu adalah Indonesia di dalam ASEAN misalnya ASEAN FTA+1," kata dia.
Bachrul menegaskan, Kemendag punya waktu dua bulan untuk mengevaluasi perundingan perjanjian bebas yang dijalankan Indonesia. Salah satu yang dievaluasi adalah kebijakan fiskal yang dinilai menjadi penghambat daya saing produk nasional.
Dia mencontohkan bea masuk Tuna di Indonesia dikenakan pajak 22,5 persen. Sedangkan Thailand dan Filipina menerapkan pajak nol persen. "Akibatnya kita sulit bersaing dan ekspor terhambat," pungkas dia.
(mdk/noe)