Tekanan global berlanjut, BI siap antisipasi agar Rupiah tak keok
"Tekanan masih akan berlangsung, tapi kami terus melakukan langkah-langkah agar nilai tukar Rupiah stabil."
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga kini masih terpuruk di kisaran Rp 14.000 per USD. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) memprediksi tekanan terhadap Rupiah masih akan terus berlanjut. Apalagi Amerika Serikat akan menggelar Federal Open Meeting Commitee (FOMC) pada pertengahan bulan September mendatang.
Agenda tersebut untuk menentukan apakah bank sentral Amerika akan menaikkan suku bunga atau tidak. Ketidakpastian ini akan berdampak pada stabilitas ekonomi dunia termasuk Indonesia.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
Namun demikian, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berjanji tidak akan tinggal diam menyaksikan pelemahan nilai tukar Rupiah.
"Tekanan masih akan berlangsung, tapi kami terus melakukan langkah-langkah agar nilai tukar Rupiah stabil," ujar Perry, kepada wartawan seusai memberikan materi dalam BI Mengajar di SMA Negeri 3 Solo, Rabu (26/8).
Perry menegaskan, meski kondisi global yang menyebabkan melemahnya nilai Rupiah terhadap USD masih berlangsung, namun sejauh ini kondisi stabilitas ekonomi dan sistem keuangan Indonesia masih cukup kuat. Menurut dia, jumlah cadangan devisa masih cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
“Kami akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait termasuk pemerintah. Tentunya sambil mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” tandasnya.
Perry menambahkan, pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di negara-negara lain di dunia. Hal tersebut sebagai imbas dari melemahnya perekonomian dunia, sehingga banyak investor dunia yang menarik dananya dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Langkah stabilisasi Rupiah yang dilakukan BI, menurut Perry, antara lain dengan melakukan intervensi di pasar valas. Selain itu, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.
"BI juga membuat manajemen likuiditas Rupiah di pasar uang, kemudian menarik kelebihan valas yang selama ini disimpan di bank-bank luar negeri. Dari pada dibiarkan nganggur dan disimpan di luar negeri lebih baik kita tarik saja," jelasnya.
Tak hanya itu BI juga melakukan pembatasan pembelian valuta asing. Yang dulunya USD 100.000 sekarang menjadi USD 25.000. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah juga telah dilakukan BI untuk menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah.
(mdk/idr)