Tembus Hingga AS, Ekspor Rajungan Indonesia 2019 Cetak Rp5,3 Triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2019 nilai ekspor rajungan termasuk kepiting mencapai Rp5,35 triliun. Angka tersebut merupakan hasil penjualan rajungan sebanyak 25,9 ribu ton. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah penghasil rajungan untuk komoditas ekspor.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2019 nilai ekspor rajungan termasuk kepiting mencapai Rp5,35 triliun. Angka tersebut merupakan hasil penjualan rajungan sebanyak 25,9 ribu ton.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Agus Suherman, mengatakan provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah penghasil rajungan untuk komoditas ekspor. Hingga 21 Januari, tercatat 161 ton rajungan berhasil diekspor ke Amerika Serikat dan Hong Kong.
-
Apa yang menjadi harapan Irjen Kementan terhadap Petani dan ASN Kementan? “Kita semuanya mari bersama-sama melakukan peningkatan kinerja dan produktivitasnya sehingga harapan pemerintah serta harapan masyarakat bisa terwujud dan segala sesuatunya bisa terlaksana untuk kesejahteraan masyarakat,” seru Irjen Setyo.
-
Siapa saja yang diajak Kementan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan ketahanan pangan? Selain itu, Mentan memastikan bahwa kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan. Di antaranya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023 untuk Indonesia Maju.
-
Apa isi dari Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Kementerian ATR/BPN dan Kementerian KKP? Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto bersama Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Sinergi Program Kelautan dan Perikanan serta Agraria/Pertanahan dan Tata Ruang.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Apa yang sedang didorong oleh Kementerian KKP untuk diterapkan pada perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan. Semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi. "Meminimalisir bagian terbuang, semua bagian ikan bisa dimanfaatkan untuk jadi produk," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta.
-
Apa yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Marine Stewardship Council (MSC) untuk meningkatkan keberlanjutan sumber daya perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Marine Stewardship Council (MSC) menjamin ketertelusuran sekaligus keberlanjutan sumber daya perikanan, khususnya ikan konsumsi.
"Sebanyak 161 ton rajungan senilai Rp30,37 miliar berhasil diekspor dari Kabupaten Demak dan Rembang," kata Agus Suherman dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Jakarta, Selasa (21/1).
Ada lima Unit Pengolahan Ikan (UPI) Rajungan dari Kabupaten Demak dan Rembang yang biasa mengekspor komoditas rajungan. Salah satu pemasok utama berasal dari Desa Betahwalang, Kabupaten Demak.
Agus berharap, komoditas rajungan mampu memberikan kontribusi besar terhadap target ekspor produk perikanan 2020 sebesar USD 6,47 miliar. Untuk itu dia mengandalkan produk rajungan untuk memenuhi target ekspor produk perikanan.
Saat ini, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan produktifitas termasuk mutu produk rajungan. Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya, pembinaan mutu bagi supplier, pembinaan mutu bagi UPI skala menengah besar, dan peningkatan kinerja UPI skala mikro besar dalam pengelolaan lingkungan.
"Upaya pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal PDSPKP-KKP untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan bahan baku UPI di dalam negeri dan industri pengolahan ikan yang bermutu sesuai SNI," kata Agus.
Agus berharap kegiatan pembinaan tersebut dapat meningkatkan sistem jaminan mutu pada tingkat nelayan, pengumpul, dan pemasok bahan baku. Pencatatan rinci dalam proses pengumpulan hingga pengolahan bahan baku juga diharapkan bisa memberi kepercayaan bagi konsumen.
"Bahan baku (ekspor) yang diperoleh dan diproses berasal dari budidaya dan wilayah perairan tangkap yang aman dan tidak tercemar," kata Agus.
Ekspor Rajungan Tembus AS Hingga China
Pangsa pasar rajungan tak hanya di Amerika Serikat dan Hong Kong. Sejumlah negara lain yang menerima ekspor rajungan yaitu China, Malaysia, Jepang, Singapura, Prancis, hingga Inggris.
Agus mengatakan Amerika masih menjadi pasar terbesar untuk ekspor komoditas rajungan. Produk yang diekspor didominasi dengan produk olahan dalam kemasan kedap udara atau kaleng. Permintaan produk sejenis diperkirakan masih akan terus bertambah.
Sementara itu China lebih menyukai ekspor rajungan dalam kondisi hidup, segara atau dingin. Berbeda dengan China, Jepang lebih banyak membeli produk rajungan yang diolah atau diawetkan tidak dalam kemasan kedap udara.
"Potensi pasar rajungan sangat luas, maka dari itu kami ingin terus meningkatkan produk komoditas rajungan dalam negeri," kata Agus.
(mdk/bim)