KKP Dorong Penerapan Zero Waste Produk Perikanan Menuju Harkanas ke-10
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan.
KKP Dorong Penerapan Zero Waste Produk Perikanan Menuju Harkanas ke-10
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan. Semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi.
"Meminimalisir bagian terbuang, semua bagian ikan bisa dimanfaatkan untuk jadi produk," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta.
Penerapan zero waste merupakan salah satu bentuk praktik perikanan berkelanjutan. Untuk itu, KKP memanfaatkan peringatan Hari Ikan Nasional (Harkanas) ke-10 yang berlangsung November nanti, menjadi moment mengkampanyekan zero waste produk perikanan.
-
Apa pesan penting yang ingin disampaikan KKP di Harkannas ke-10? 'Pesan penting yang ingin disampaikan dalam menyambut Harkanas ke-10 ini adalah pentingnya meningkatkan konsumsi produk perikanan yang berkelanjutan', ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/9).
-
Kenapa KKP mendorong konsumsi ikan yang berkelanjutan? Fakta yang menggembirakan harus didukung ketersediaan ikan yang bermutu secara kontinyu dan mudah diakses oleh masyarakat. Mengingat kecukupan kebutuhan ikan berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya perikanan,' ujar Budi.
-
Siapa yang mendukung KKP dalam menggaungkan perikanan berkelanjutan? Sementara Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, mengaku siap mendukung KKP terkait perikanan berkelanjutan untuk ketahanan pangan Indonesia.
-
Bagaimana KKP dan MSC jamin keberlanjutan ikan konsumsi? Kerja sama kedua pihak dirintis sejak 2019, berhasil mengantarkan 40 unit pengolah ikan (UPI) dan 2 retail telah memiliki sertifikat Standar Rantai Pengawasan MSC atau Chain of Custody.
-
Bagaimana KKP menjaga sumber daya perikanan untuk generasi mendatang? 'Kata kunci generasi emas adalah era Indonesia memiliki SDM yang berdaya saing,' tuturnya.Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana beberapa waktu lalu mengatakan generasi emas adalah generasi yang cerdas, sehat, kuat, dan memiliki karakter yang baik.
-
Dimana KKP menyampaikan pentingnya konsumsi ikan yang bertanggung jawab? Menurutnya, peringatan itu tidak saja mempromosikan pentingnya mengkonsumsi ikan yang memberikan segala kebaikannya untuk kesehatan kita, namun juga bagaimana memilih produk perikanan yang bertangung jawab, seperti: dimana ikan itu ditangkap, apa alat tangkapnya, dan bagaimana cara menangkapnya.
Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana mengatakan, produk perikanan didorong menjadi sumber protein pilihan keluarga guna mendukung peningkatan konsumsi ikan.
Sebagai negara yang didominasi lautan serta kekayaan rempah-rempah, menjadikan keragaman kuliner Indonesia sebagai potensi yang bisa diangkat.
"Kami berharap masakan khas Indonesia yang berbahan baku ikan bisa mendunia," tutur Erwin saat membuka Bincang Bahari, beberapa waktu lalu.
Sementara itu Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), Trisna Ningsih memaparkan tentang piramida atau tingkatan nilai produk perikanan, dimana semakin ke atas nilai produk yang dihasilkan semakin tinggi.
Untuk tingkatan paling bawah pemanfaatan ikan hanya sebatas ikan mentah atau sebagai bahan baku saja.
Kemudian ikan untuk pakan ternak dan diatasnya olahan tradisional seperti pengasinan, pengeringan, pemindangan dan pengasapan.
Tingkatan selanjutnya ikan sebagai pangan fungsional, suplemen kesehatan, kosmetik dan teratas untuk produk farmasi.
Sosok yang akrab disapa Ning juga memberikan contoh konsep zero waste ikan, dimana tidak ada bagian tubuh ikan yang terbuang.
Dimulai dari daging ikan selain jadi produk fillet, steak dan loin, bisa untuk produk fortifikasi hingga hidrolisat. Tak hanya dagingnya, bahkan tulang dan kepala ikan pun masih bisa dimanfaatkan untuk camilan, sebagai bahan farmasi seperti kandrotin, serta bahan industri seperti gelatin dan lem.
"Jeroannya juga, selain untuk pakan seperti tepung, silase, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan farmasi," terangnya.
Adapun Program Director Marine Stewardship Council (MSC) Indonesia, Hirmen Sofyanto menyebut sektor perikanan memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Menurutnya, pemanfaatan sumber daya ikan secara berkelanjutan akan turut memastikan keberlangsungan masyarakat yang bergantung didalamnya.
"Praktik perikanan yang berkelanjutan memberikan nilai tambah tersendiri," tutur Hirmen.
Sementara Co-Founder Foodbank of Indonesia, Wida Septarina berbicara peran ibu dalam menyediakan dan mengolah pangan terbaik bagi keluarga, terutama bagi anak-anaknya untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Ikan untuk Anak (IUAK) mengajak para ibu di seluruh penjuru Indonesia kembali mengolah ikan lokal dipadukan dengan rempah sekitar menjadi makanan lezat dan bergizi untuk keluarga," jelas Wida.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan KKP mengusung lima kebijakan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Kelima kebijakan prioritas tersebut yakni (1) memperluas kawasan konservasi laut, (2) penangkapan ikan terukur berbasis kuota, (3) pembangunan budidaya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, (4) pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta (5) pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.