Penelitian Ungkap Permukaan Bumi Makin Miring dalam Dua Dekade, Ini Sebabnya
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letter.
Eksploitasi air tanah secara berlebihan tidak hanya menyebabkan penurunan muka tanah dan krisis air bersih. Aktivitas ini juga berdampak pada keseimbangan bumi secara keseluruhan. Menurut studi terbaru, penggunaan air tanah dalam jumlah besar dapat mengubah distribusi massa planet kita, yang berpengaruh pada kemiringan poros bumi.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters menyatakan. penyedotan air tanah oleh manusia telah menyebabkan kemiringan bumi mencapai 31,5 inci atau 0,8 meter dalam waktu kurang dari dua dekade.
-
Berapa umur Bumi menurut penelitian terbaru? Menurut penelitian terbaru, para peneliti telah memperkirakan bahwa usia Bumi berkisar sekitar 4,54 miliar tahun.
-
Kenapa Bumi terlihat datar? Melansir laman Space pada Rabu (27/11), tampaknya Bumi terlihat datar disebabkan oleh keterbatasan perspektif manusia. Sebagai makhluk kecil yang berdiri di atas permukaan bola yang sangat besar, kemampuan manusia untuk melihat kelengkungan bumi sangat terbatas.
-
Mengapa jarak Matahari dan Bumi semakin menjauh? Ada dua faktor menjauhnya Bumi dari matahari. Pertama kehilangan massa. Matahari terus menghasilkan energi, sehingga massa matahari akan terus berkurang. Kemudian, pengaruh pasang surut di Bumi, seperti tarikan gravitasi bulan yang mengakibatkan pasang surut di Bumi, begitu pula gravitasi Bumi bisa menarik matahari.
-
Apa dampak dari perubahan medan magnet Bumi? Jika medan magnet berubah posisi maka fungsinya sebagai gelembung pelindung Bumi akan terganggu. Hal ini terjadi karena Magnetosfer berkaitan dengan angin matahari yang merupakan aliran gas. Mengutip penjelasan dari Science Alert, Kamis, (30/11), Magnetosfer juga bekerjasama dengan ionosfer untuk melindungi Bumi dari lontaran massa kronal yang dapat menyebabkan badai geomagnetik di Bumi.
-
Apa masalah utama lingkungan yang dihadapi Bumi saat ini? Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
Dikutip dari laman Earth, Senin (23/12), para ilmuwan yang melakukan penelitian menyatakan redistribusi air tanah memiliki dampak terbesar terhadap pergeseran kutub rotasi dibandingkan dengan faktor iklim lainnya. Selama periode antara 1993 hingga 2010, sekitar 2.150 gigaton air tanah telah dieksploitasi untuk berbagai keperluan, seperti irigasi, industri, dan kebutuhan domestik. Sebagian besar air ini akhirnya mengalir ke lautan, yang menyebabkan redistribusi massa global yang cukup signifikan untuk mempengaruhi kemiringan bumi. Volume air yang dipindahkan ini setara dengan potensi kenaikan permukaan laut mencapai 0,24 inci.
Penelitian tersebut juga menunjukkan perubahan pada kutub rotasi Bumi dapat digunakan untuk memahami variasi penyimpanan air dalam skala besar. Pergerakan air yang signifikan, seperti yang terjadi di bagian barat Amerika Utara dan barat laut India, menunjukkan dampak besar dari penggunaan air tanah terhadap stabilitas planet ini. Dampak dari penyedotan air tanah tidak hanya terbatas pada pengaruhnya terhadap rotasi bumi. Aktivitas ini juga memperburuk dampak perubahan iklim, terutama dalam hal kenaikan permukaan laut.
Ketika air tanah dieksploitasi dan akhirnya mengalir ke laut, volume air di lautan meningkat, yang mempercepat proses kenaikan permukaan laut. Kenaikan ini dapat menimbulkan dampak serius bagi wilayah pesisir, termasuk meningkatnya risiko banjir dan erosi pantai. Selain itu, penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah juga dapat merusak infrastruktur, seperti bangunan, jalan, dan saluran irigasi.