Terdampak Sanksi Negara Barat, Pendiri Bank Rusia Kehilangan Status Miliarder
Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuat banyak negara-negara Barat memberikan sanksi kepada Rusia. Para analis menilai, Rusia berpotensi dilanda krisis keuangan dan berdampak pada bank-bank besar di negara tersebut.
Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuat banyak negara-negara Barat memberikan sanksi kepada Rusia. Para analis menilai, Rusia berpotensi dilanda krisis keuangan dan berdampak pada bank-bank besar di negara tersebut.
Seperti pendiri Bank Rusia Tnkoff, Oleg Tinkov yang mengalami kerugian USD 5 miliar atau setara Rp 71,9 triliun dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina, saham Tinkoff merosot lebih dari 90 persen, sehingga membuatnya kehilangan stastus miliarder.
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Bagaimana orang kaya menabung? Orang kaya sangat bijak dalam pengelolaan uang. Mereka selalu mencari cara untuk menghemat.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang gemar berpura-pura kaya? Satu hal yang membedakan orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk membahas cita rasa dan gaya hidup yang dianggap elite.
-
Apa yang orangtua sering salah anggap sebagai kenakalan? Banyak orangtua yang merasa anak yang aktif bertanya dan suka bertanya alasan sebagai anak yang rewel atau bahkan nakal. Padahal, di balik berbagai pertanyaan anak ini, ternyata hal tersebut merupakan tanda kecerdasan mereka.
-
Kenapa orang kaya dimaklumi saat bertengkar? Jika orang kaya bertengkar, orang masih bisa memaklumi. Semua yang mereka inginkan dapat dibeli. Biarkan mereka bertengkar, karena mereka bisa membeli kebahagiaan dengan kekayaan yang mereka miliki," ujar Das'ad dalam ceramahnya.
Dilansir dari laman Forbes, kekayaan bersih Tinkov diperkirakan menyusut menjadi sekitar USD 800 juta. Ini terjadi karena sebagian besar kekayaannya terkait dengan Capital One di Rusia, Tinkoff Bank, yang kapitalisasi pasarnya turun dari USD 23 miliar pada November 2021 menjadi lebih dari USD 1 miliar pada Selasa (1/3).
Tinkov adalah salah satu dari setidaknya 10 orang kaya di Rusia yang kehilangan status miliardernya akibat penurunan saham Rusia, dan rubel yang juga anjlok rekor terendah terhadap dolar.
Penurunan besar pada kekayaan miliarder Rusia juga dialami oleh Arkady Volozh, CEO Yandex. Saham Lukoil, produsen minyak independen terbesar di Rusia yang didirikan oleh Vagit Alekperov, juga anjlok hampir 93 persen.
Sebelum kekayaannya merosot, Oleg Tinkov menjadi salah satu orang terkaya di Rusia setelah beralih dari menjual bir dan pangsit ke bank digital Tinkoff di London Stock Exchange. Sementara kekayaannya telah menyusut, mantan miliarder itu masih memiliki koleksi La Dacha, sebuah vila mewah di California, AS dan resor ski di Pegunungan Alpen Prancis.
Oleg Tinkov juga diketahui memiliki pesawat Dassault Falcon 7X, meskipun semua pesawat Rusia sekarang dilarang masuk wilayah udara Inggris dan Eropa. Tinkov pun menarik perhatian publik ketika menjadi salah satu dari segelintir orang super kaya Rusia yang angkat bicara tentang perang.
"Orang-orang yang tidak bersalah sedang kesusahan di Ukraina sekarang, setiap hari, ini tidak terpikirkan dan tidak dapat diterima! Negara seharusnya mengeluarkan uang untuk mengobati seseorang, untuk penelitian untuk mengalahkan kanker, dan bukan untuk perang," ujar Tinkov.
Reporter: Natasha Khairunnisa Amani
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cegah Kena Sanksi AS, Para Miliarder Rusia Bawa Kabur Superyachts
Masuk Jajaran Orang Terkaya, Almarhum Arifin Panigoro Tinggalkan Harta Rp 7,86 T
Fun Fact Perang Rusia dan Ukraina: Putin atau Zelensky, Mana yang Paling Kaya?
Kekayaan Sederet Miliarder Asal Rusia Anjlok Akibat Ketegangan di Eropa Timur
Miliarder Ini Beli Hotel Bersejarah di Prancis Rp3,2 T untuk Keperluan Yayasan
Miliarder Cucu Pendiri Hyundai Group Pilih Geluti Bisnis untuk Bantu Orang