Ternyata, 50 Persen PNS Indonesia Belum Kantongi Ijazah Sarjana
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Syafruddin, menegaskan program peningkatan kapasitas ASN harus terus dilakukan. Sebab dia mengakui, saat ini separuh pegawai negeri sipil (PNS) Indonesia belum mengantongi pendidikan Sarjana.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Syafruddin, menegaskan program peningkatan kapasitas ASN harus terus dilakukan. Sebab dia mengakui, saat ini separuh pegawai negeri sipil (PNS) Indonesia belum mengantongi pendidikan Sarjana.
Menurut dia, saat ini, porsi ASN yang mengantongi ijazah perguruan baik jenjang sarjana, magister, mau doktor baru 50 persen. Sisanya belum mengantongi ijazah S1.
-
Di mana PNS itu ditikam? Peristiwa itu terjadi kira-kira pukul 09.28 WIT di Jalan Dekai- Sarendala, Kabupaten Yahukimo.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Apa yang terjadi pada PNS tersebut? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Bagaimana cara kerja PNS yang fleksibel diterapkan? Dalam Perpres 21/2023 ditegaskan bahwa pegawai ASN atau PNS dapat melaksanakan tugas kedinasan secara fleksibel. Adapun jenis pekerjaan dan pegawai ASN yang dapat menerapkan fleksibel secara lokasi dan/atau fleksibel secara waktu ditetapkan oleh PPK atau pimpinan instansi.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
"Kesarjanaannya ada S1, S2, S3. Itu baru 50 persen separuhnya masih belum sarjana," ungkap dia, saat Launching Program Double Degree Peningkatan Kapasitas ASN, di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (21/8).
Hal inilah, kata dia, yang menjadi tugas pemerintah untuk terus mendorong agar kapasitas ASN. Khususnya dari sisi tingkat pendidikan dapat terus ditingkatkan.
"Jadi inilah yang kita pacu. Yang belum sarjana kita jadikan sarjana. Yang sudah S1 kita jadikan S2," imbuhnya.
Tak hanya itu. Dia pun menegaskan bahwa para ASN tidak saja didorong untuk naik kelas dari sisi tingkat pendidikan. ASN juga didorong untuk memperluas jaringan.
Oleh karena itulah, pemerintah menyediakan fasilitas bagi PNS untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. "Kapasitas ASN harus di-upgrade. Ini yang kita lakukan. Yang S1 kita. mau jadikan S2, tapi ada networking. Makanya ditaruh di luar supaya kita tidak ketinggalan dengan perkembangan global," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Syafruddin mengatakan Indonesia membutuhkan lebih banyak abdi negara untuk membawa perubahan dalam hal birokrasi. Sampai dengan saat ini, kata dia, RI masih jauh tertinggal dengan Singapura dalam jumlah PNS.
Sebab itu, jumlah ini dinilai masih belum ideal untuk melayani masyarakat. "2017 ada 4,5 juta PNS, masih sangat sedikit. Tahun ini kita akan rekrut 100.000 lagi (PNS). Jadi 5 tahun akan datang kita bisa rekrut 25 persen talenta, 2024 kita masih butuh 200.000 talenta," ujarnya.
Baca juga:
Tengok, 4 Informasi Terbaru Tentang Penerimaan CPNS dan PPPK 2019
Pemerintah Pastikan Buka Penerimaan PNS Baru Tiap Tahun Hingga 2024
Indef soal Gaji PNS Tak Naik: Anggaran untuk Belanja Pegawai Sudah Terlalu Besar
PNS Pilih Naik Gaji Ketimbang Dapat THR
Fakta-Fakta soal PNS Tak Naik Gaji di 2020
Korpri Masih Berharap Jokowi Naikkan Gaji PNS di 2020
Kemenkeu Siapkan Anggaran Rp368 Triliun untuk Gaji dan THR PNS di 2020