Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Kewaspadaan itu muncul karena hingga kini belum terlihat adanya tanda-tanda penurunan suku bunga acuan The Fed. Hal tersebut berpotensi akan terus memicu pengetatan likuiditas global.
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ketua Umum Perbanas (Perhimpunan Bank Nasional), Kartika Wirjoatmodjo mengingatkan bahwa pemerintah dan masyarakat harus mewaspadai dampak jangka panjang terkait tingginya suku bunga acuan bank sentral Amerika (The Fed Rate) tehadap perekonomian Indonesia.
Diketahui, tingginya suku bunga acuan Th Fed rate telah menyebabkan nilai tukar Rupiah terdepresiasi selama tahun 2023 ini.
- Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
- Bea Cukai Pamer Sumbangan Pendapatan untuk APBN 2023, Ini Rinciannya
- Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
- Ditopang Daya Beli & Investasi, Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di Kuartal II-2023
"Kita harus senantiasa waspada, karena apabila kondisi ini terus berlanjut akan ada potensi peningkatan risiko valas dan instabilitas sistem keuangan nasional yang dapat berujung pada pelemahan ekonomi Indonesia," kata Kartika dalam acara Perbanas: Memperkuat Ketahanan Domestik di Tengah Perlambatan Ekonomi Global yang hadir secara virtual, Kamis (23/11).
Menurutnya, kewaspadaan itu muncul karena hingga kini belum terlihat adanya tanda-tanda penurunan suku bunga acuan The Fed. Hal tersebut berpotensi akan terus memicu pengetatan likuiditas global.
Selain itu, ditambah pada tahun 2024, Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Sebab, sebagian akan cenderung wait and see, hingga ada kepastian mengenai hasil kontestasi politik dan perubahan yang ditimbulkannya, seperti perubahan kebijakan dan regulasi dari rezim yang terpilih.
merdeka.com
Pria yang biasa disapa Tiko ini mengatakan, di tengah ketidakpastian baik di dalam negeri maupun secara global, terdapat urgensi untuk memahami bagaimana kondisi dinamika perekonomian global dan domestik, sehingga dapat memaksimalkan peluang di tengah perlambatan global.
"Melalui acara Media Gathering ini kami harapkan dapat menjadi wadah yang baik dan tepat untuk berdiskusi, mendapat masukan, serta pandangan dari para panelis sehingga dapat mewujudkan perbankan yang lebih solid dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkasnya.