Terus anjlok, nilai tukar Rupiah sentuh titik terendah sejak Juli 98
Nilai tukar Rupiah menyentuh level Rp 14.280 per USD.
Pelemahan nilai tukar mata uang negara berkembang belum juga berakhir. Kali ini, Rupiah kembali merosot hingga menyentuh titik terendah sejak Juli 1998.
Perdagangan hari ini, nilai tukar Rupiah menyentuh level Rp 14.280 per USD. Ini merupakan level terendah sejak Juli 1998 atau saat krisis keuangan melanda Asia. Perdagangan kemarin, nilai tukar Rupiah ditutup Rp 14.245 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
Dilansir dari CNBC, melemahnya nilai tukar Rupiah terjadi karena melemahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya penghindaran risiko yang meredupkan daya tarik aset negara.
Kegiatan ekonomi melemah dan ditambah lagi kekhawatiran reformasi yang mengulur-ulur. Akibatnya, investasi asing belum meningkat secepat yang diharapkan pemerintah.
Foreign Direct Investments (FDI) yang masuk ke Indonesia tercatat baru 2,1 persen dari PDB. Angka ini jauh lebih rendah dibanding Malaysia dan Thailand, di mana rasio mereka sudah mencapai 3 persen.
"Selain mendukung laju pertumbuhan dan neraca pembayaran. Investasi asing langsung (FDI) juga dapat membawa manfaat seperti transfer teknologi dan perangkat produktivitas lainnya. Ini akan meningkatkan potensi pertumbuhan Indonesia," ucap lembaga pemeringkat, Moody's Investor Service.
Pelemahan nilai tukar Rupiah sebelumnya telah memaksa Bank Indonesia turun tangan. Cadangan devisa Indonesia turun menjadi hanya USD 105,35 miliar (Agustus) dari sebelumnya USD 107,55 miliar (Juli). Cadangan devisa Agustus ini setara dengan 7,1 bulan impor.
(mdk/idr)