Tiga Alasan Milenial Cuma Mimpi Bisa Punya Rumah
Tak hanya para orang tua, para generasi milenial juga memiliki cita-cita untuk memiliki rumah pribadi. Di usia yang produktif, seharusnya generasi milenial dapat membeli apa saja yang mereka idamkan.
Mempunyai rumah pribadi merupakan harapan setiap orang. Rumah dengan ukuran kecil dirasa lebih nyaman dibandingkan rumah sewaan atau kos-kosan.
Tak hanya para orang tua, para generasi milenial juga memiliki cita-cita untuk memiliki rumah pribadi. Di usia yang produktif, seharusnya generasi milenial dapat membeli apa saja yang mereka idamkan.
-
Siapa yang menyarankan generasi muda untuk berani berkomitmen membeli properti? Plus, tren Work from Home yang meningkat juga membuat generasi muda menginginkan rumah yang nyaman buat mereka kerja, misalnya dengan banyak ruang terbuka supaya terkesan luas. Selain itu, dirinya juga menyarankan agar generasi muda memberanikan diri untuk berkomitmen membeli properti sekarang.
-
Apa yang ditanam oleh petani milenial ini? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Siapa pemilik rumah bersejarah di Desa Purwosari? Rumah itu menyimpan banyak cerita pada masa pendudukan Belanda. Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Tak banyak yang tahu, rumah itu memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi. Dulunya, rumah itu pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kendal. Saat itu pemilik rumah tersebut adalah Raden Mas Ari Sumarmo Sastro Dimulyo.
-
Di mana kunci abad pertengahan tersebut ditemukan? Kunci ini ditemukan saat penggalian di dekat bekas rumah seorang bangsawan Abad Pertengahan, Court De Wyck, dan kunci ini pun diduga berasal era yang sama.
-
Kenapa Hari Lanjut Usia Nasional penting? Pada hari tersebut, peran dan kontribusi dari para lanjut usia diharapkan dapat memperoleh apresiasi. Sebab, para lanjut usia di Indonesia memang memiliki kiprah penting bagi kemajuan bangsa dan tanah air. Di antaranya seperti mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan, hingga memajukan peradaban bangsa.
-
Apa yang dimaksud Hasto dengan generasi perintis? Menurut Hasto, generasi perintis bukan mendapat fasilitas dari ayah dan pamannya.
Namun, kenyataannya harga properti semakin melambung tinggi dari hari ke hari, hingga mimpi untuk memiliki rumah bagi generasi milenial hanya menggantung di langit.
Menghadapi kenyataan harga properti yang semakin meningkat, ironisnya masih banyak anak muda yang terlena memboroskan uangnya untuk hal-hal yang tak begitu penting. Padahal dengan nominal yang dikeluarkan tiap minggu untuk membeli barang atau eksistensi, jumlahnya bisa untuk mencicil biaya KPR bulanan.
Tentu hal ini jadi dilema. Jika tidak berhati-hati mengatur keuangan, bisa-bisa sampai tua kita hidup bagaikan kelomang yang berpindah-pindah tempat tinggal karena tak memiliki rumah sendiri.
Tidak ingin mengalami hal itu bukan? Yuk pintar-pintar menahan diri untuk hal-hal berikut ini, supaya uangnya bisa ditabung untuk beli rumah.
Nongkrong Fancy di Coffeeshop atau Cafe Terkini
Coba hitung, dalam sebulan, berapa rupiah yang kamu keluarkan untuk nongkrong di coffeeshop atau cafe kekinian? Meski sekali pengeluaran hanya Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu saja, kalau dikumpulkan lumayan juga nominalnya. Apalagi jika ditambah dengan beli-beli makanan atau snack.
Bisa-bisa sekali nongkrong Rp 100 ribu melayang. Kalikan saja pengeluaran tiap minggu selama setahun, dan jangan terkejut melihat jumlahnya yang setara dengan cicilan KPR selama beberapa bulan.
Kalap Belanja Fesyen
Godaan beli baju, tas, sepatu dan pernak-pernik fashion memang sulit dihindari. Bukan hanya perempuan lho yang harus berjibaku dengan batin saat dihadapkan dengan koleks-koleksi terbaru diskon-diskon yang betebaran di mal atau e-commerce. Saat ini, kaum adam pun mulai bergeser menyukai belanja barang fashion agar terlihat lebih gaya di depan kamera.
Kekalapan saat belanja barang fashion seringkali berakhir dengan tergeletak begitu saja di sudut lemari dan – tentu saja – penyesalan karena uang yang terbuang sia-sia pada akhirnya. Untuk menghindarinya, kamu bisa menerapkan prinsip capsule wardrobe.
Capsule wardrobe merupakan metode penyederhanaan isi lemari dengan cara membeli produk fesyen dasar yang berkualitas, dengan warna-warna basic yang mudah dipadu-padankan satu sama lain. Dengan metode ini, kita tidak perlu sering-sering membeli pakaian sehingga lebih hemat.
Traveling Demi Meningkatkan Eksistensi
Kini makna 'traveling' bergeser seiring dengan keberadaan media sosial. Tak bisa dipungkiri, sebagian orang rela mengeluarkan biaya tinggi demi mengabadikan foto bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Di lokasi tujuan, lebih memilih berfoto-foto demi konten sosial media ketimbang mendapatkan pengalaman, menikmati alam atau mempelajari sejarahnya.
Sebetulnya sah-sah saja tiap orang punya tujuan bepergiannya masing-masing. Namun yang bikin terasa miris di hati adalah jika sang traveler ini memaksakan diri. Menguras tabungan bahkan ada yang demi traveling ke luar negeri, rela berhutang sampai melakukan penipuan.
Padahal jika mampu mengatur skala prioritas, membeli rumah sendiri yang bakal ditempati dalam jangka waktu yang lama, lebih bermanfaat ketimbang menguras tabungan untuk traveling demi eksistensi yang excitement-nya hanya bertahan paling lama seminggu saja, atau sekedar membuang uang untuk ngopi cantik dan belanja barang fashion yang hanya bertahan seminggu.
(mdk/idr)