Tak Punya Tempat Tinggal, Pria Ini Tetap Hidup Nyaman dengan Menumpang di 500 Rumah Milik Orang Asing
Selama lima tahun terakhir, pria ini sering meminta izin kepada orang-orang yang tidak dikenalnya untuk menginap di rumah mereka.
Seorang pria berusia 33 tahun asal Jepang berhasil menarik perhatian banyak orang dengan metode uniknya untuk mendapatkan tempat tinggal. Pria tersebut bernama Shuraf Ishida. Selama lima tahun terakhir, ia sering meminta izin kepada orang asing untuk menginap di rumah mereka.
Menurut informasi yang dikutip dari laman Oddity Central pada Minggu (1/12), Ishida telah tidur di lebih dari 500 rumah berbeda. Setelah memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya, ia menjual semua barang miliknya, kecuali barang-barang penting yang dapat dimasukkan ke dalam tas ransel. Ia kemudian memulai perjalanan keliling Jepang dengan menggunakan tabungan yang dimilikinya.
Umumnya, biaya akomodasi merupakan salah satu pengeluaran terbesar bagi para pelancong. Namun, Ishida menemukan cara inovatif untuk mendapatkan tempat tinggal secara gratis. Setiap hari, ia berdiri di tempat-tempat ramai dan kadang-kadang menunggu berjam-jam sambil memegang spanduk bertuliskan: "Tolong Biarkan Saya Menginap Malam Ini!"
Meskipun terdengar aneh, ia hampir selalu mendapatkan seseorang yang bersedia membantunya, kebanyakan adalah pemilik rumah yang merasa kesepian dan membutuhkan teman untuk berbicara. Banyak orang yang melintas di depan Ishida di stasiun kereta atau lokasi ramai lainnya sering kali mengabaikan keberadaannya yang tampak datar. Namun, sangat jarang ia tidak menemukan orang yang mau membukakan pintu untuknya. Pada saat-saat yang jarang itu, ia hanya menghubungi salah satu orang yang sebelumnya telah mengizinkannya untuk menginap.
Beberapa orang bahkan kini menganggapnya sebagai teman setelah berbagi malam bersamanya, meskipun Ishida merujuk kepada semua orang yang telah membukakan pintu untuknya dengan sebutan pemilik rumah.
"Pengalaman ini sangat mendebarkan, seperti melempar umpan pancing dan menunggu ikan datang," ungkap Shuraf Ishida mengenai momen saat ia berdiri diam menunggu seseorang mendekatinya.
Namun, bagian paling menarik dari pengalaman ini adalah mendengarkan kisah hidup para pemilik rumah, yang menurutnya terasa seperti membaca novel yang berbeda setiap malam, sehingga tidak pernah membosankan.
Sosok Pemalu dan Pendiam
Ishida mengungkapkan ia dulunya adalah sosok yang sangat pemalu dan tertutup. Namun, semuanya berubah ketika ia memasuki dunia perkuliahan dan berkunjung ke Taiwan, di mana ia berinteraksi dengan banyak orang serta menikmati berbagai hidangan yang menggugah selera. Kecintaannya untuk menjelajahi dunia semakin tumbuh, sehingga setelah lulus, ia memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan Jepang dengan tujuan mengumpulkan dana untuk perjalanan keliling dunia.
Pada usia 28 tahun, ia memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan sejak saat itu, ia terus melakukan perjalanan. Meskipun tabungannya semakin menipis, ia tidak berniat untuk kembali bekerja dan lebih memilih untuk mengumpulkan uang agar bisa mempertahankan gaya hidup yang ia jalani.
Ishida juga menceritakan, banyak pemilik rumah yang ia temui bersikap terbuka, berbagi berbagai rahasia dan permasalahan yang mereka hadapi. Namun, ia tidak memberikan empati atau kata-kata penyemangat; ia lebih memilih untuk mendengarkan dan mengajukan pertanyaan yang langsung. Pendekatan ini tampaknya disukai oleh banyak orang, karena membuat interaksi terasa lebih tulus dan mendalam.
Meskipun sikapnya telah menuai kritik di media sosial, di mana beberapa orang menuduhnya bergantung pada kebaikan orang lain, pemilik rumah yang menyambutnya merasakan kehadirannya sangat berarti. Lebih dari sembilan puluh persen dari mereka adalah pemilik rumah lajang, mayoritas pria, yang merasa kesepian dan senang memiliki teman untuk berbincang. Kehadiran Ishida menjadi pelarian bagi mereka dari rasa kesepian yang mereka alami, dan mereka hanya membiarkannya tidur semalam.