Tiga Alasan Pemerintah Jokowi Ngotot Bentuk Lembaga Pengelola Investasi
Hal ini tak lepas dari tiga persoalan yang saat ini masih melilit Indonesia. Yakni, tingginya kebutuhan pembiayaan khususnya infrastruktur, stagnasi realisasi investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI), dan utang pemerintah.
Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata buka suara terkait ngototnya pemerintah Jokowi untuk membentuk Sovereign Wealth Fund (SFW) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dalam waktu dekat.
Menurutnya, hal ini tak lepas dari tiga persoalan yang saat ini masih melilit Indonesia. Yakni, tingginya kebutuhan pembiayaan khususnya infrastruktur, stagnasi realisasi investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI), dan utang pemerintah.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Bagaimana Indra Kenz, Doni Salmanan, dan Wahyu Kenzo mempromosikan investasi bodong mereka? Indra Kenz kerap membuat konten yang memamerkan harta seperti rumah mewah, mobil sport hingga fashion branded.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
"Ada beberapa alasan terkait upaya pembentuk SWF oleh pemerintah saat ini. Seperti untuk menutup tingginya pembiayaan terutama infrastruktur dan tingkat FDI Indonesia yang alami stagnasi," terangnya dalam webinar Serap Aspirasi Undang-Undang Cipta Kerja Sektor Keuangan dan Investasi Pemerintah, Rabu (2/12).
Anak buah Sri Mulyani ini mengatakan, saat ini Indonesia tengah mengalami kesenjangan antara kebutuhan dan kapasitas pembiayaan terkait infrastruktur dan proyek strategis besar lainnya. "Jadi, ada gap antara kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan pembiayaan untuk infrastruktur nasional," terangnya.
Selain itu, sejak 2016 Indonesia juga dinilai mengalami stagnasi atas realisasi FDI. Menurutnya, hal ini diakibatkan oleh belum maksimalnya tata kelola investasi dalam negeri. "Kalau pun ada kenaikan maka realisasimya tidak seperti apa yang diharapkan," imbuh dia.
Kendalikan Rasio Utang
Terakhir, SWF diharapkan dapat mengendalikan rasio utang pemerintah terhadap PDB. Khususnya di tengah situasi sulit ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
"Walaupun utang pemerintah masih relatif aman. Tapi kita perlu untuk menjaga bats aman rasio utang terhadap PDB kita, khususnya di saat kondisi ekonomi seperti ini," ucapnya.
Oleh karena itu, diperlukan terobosan khusus melalui pembentukan SWF sebagai mitra yang andal dan terpercaya bagi investor. "Sehingga mendorong geliat investasi diyakini untuk mampu membiayai pembangunan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan di Indonesia," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)