Tingkatkan ekonomi, pemerintah diimbau dorong produksi migas
Empat tahun kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menuai banyak pujian sekaligus kritik. Salah satu yang disoroti perlu perbaikan dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah terget pertumbuhan ekonomi.
Empat tahun kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menuai banyak pujian sekaligus kritik. Salah satu yang disoroti perlu perbaikan dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah terget pertumbuhan ekonomi.
Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, sektor industri manufaktur dan juga pelemahan mata uang rupiah ikut tersungkur di era kepemimpinan Jokowi-JK, tidak berhasil mencapai target yang dicanangkan oleh pemerintah.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Bagaimana cara mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia Emas? Untuk mencapai pertumbuhan itu, maka hilirisasi sebagai dongkrak yang efektif. Bahlil juga menuturkan, pemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi. Di antaranya, minyak dan gas, mineral dan batubara, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan pertanian.
"Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) itu hampir sebagian besar target ekonomi tidak tercapai. Pertumbuhan ekonomi hingga 2019 rata-rata 7 persen, nampaknya sulit tercapai apalagi di 2019 angka nya 8 persen. Sedangkan realisasi pertumbuhan ekonomi dalam 4 tahun ini hanya 5 persen," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (23/10).
Oleh sebab itu, Bhima menilai, akses dari kegagalan target pertumbuhan ekonomi RI berdampak langsung terhadap sektor manufaktur dalam negeri. "Di kuartal II 2018, manufaktur bahkan sempat dibawah 20 persen, ini cukup menghawatirkan karena industri manufaktur menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar, dan multiplier effectnya tinggi kesektor lainnya," ujarnya.
"Di era Jokowi, kita terlalu cepat loncat ke sektor jasa, meninggalkan industri yang makin turun. Artinya poin produktivitas dan daya saing masih menjadi pekerjaan rumah yang belum diselesaikan oleh tim ekonomi Jokowi," ia menambahkan.
Bhima juga menyoroti terkait nilai tukar target RPJMN 12.000 per USD tahun 2019, sedangkan realisasinya saat ini mata uang rupiah menyentuh Rp 15.200.
Meski sentimen eksternal atau global berkontribusi terhadap depresiasi nilai tukar, Bhima memandang tetap perlu ada perbaikan dari sisi internal yaitu ekonomi RI secara fundamental.
"Di awal tahun 2018, dana asing yang keluar dari bursa saham mencapai Rp 56 triliun. Kondisi tekanan hebat ini, bukan tidak mungkin makin menggerus cadangan devisa kedepannya," papar dia.
Bhima pun menyarankan agar pemerintah melakukan peningkatan produksi migas dalam negeri untuk menekan defisit migas dan mengkerek nilai mata uang rupiah.
Selain itu, dari sisi moneter, kata dia, Bank Indonesia (BI) dapat menaikkan bunga acuan lebih tinggi mengantisipasi agresifnya Fed rate. Tak lupa kurs preferensial yang dijamin BI untuk memulangkan devisa hasil ekspor.
"Dan juga tekan CAD dengan pengendalian barang impor yang paling besar kontribusinya seperti besi baja, mesin, peralatan listrik. Pemerintah bisa memulai dengan perluasan kenaikan bea masuk 10-25 persen," kata dia.
"Serta turunkan pungutan ekspor CPO dari 50 usd per ton menjadi 20 usd per ton. Harapannya daya saing sawit dipasar internasional bisa naik," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ekspor melempem, pertumbuhan ekonomi RI melambat di kuartal III-2018
Pertumbuhan ekonomi hingga pengentasan kemiskinan jadi capaian 4 tahun Jokowi-JK
Sri Mulyani dorong Kemenhub maksimalkan pemanfaatan aset tingkatkan ekonomi RI
Ini cara Pemprov Sumut dan perusahaan asal Thailand genjot pembangunan berkelanjutan
4 Tahun pimpin Indonesia, Jokowi dinilai mampu bereskan dua warisan masalah