Tiru India, Indonesia serius kelola industri ekonomi kreatif
Industri kreatif India mampu menjadi bantalan ekonomi negara tersebut saat krisis saat ini.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini hampir semua negara merasakan keterpurukan ekonomi. Meski demikian, ada beberapa negara yang mampu bertahan, salah satunya India.
Menteri Bambang memaparkan, India mampu bertahan dari keterpurukan ekonomi global lantaran tidak bergantung pada komoditas. Sementara Indonesia, sejak 2004, sangat menikmati dan terlena akan masa-masa kejayaan harga komoditas seperti CPO dan batu bara.
"Kenapa di antara negara-negara emerging yang terkena dampak Dolar, salah satunya India, India bisa survive? India tidak bergantung pada komoditas, dan India hidupnya tergantung pada ekonomi kreatif," katanya di Menara Merdeka, Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Senin (28/9).
Berkaca dari India, Menteri Bambang mengatakan, industri kreatif Indonesia akan dikembangkan dari segala lini dan latar belakang, mulai dai suku, agama dan pendidikan.
"Kita melihat soal pendidikan, pemilik google atau Bill Gates pendiri microsoft, dulu semuanya tidak ada yang lulus S1 tapi mereka punya satu, jiwa kewirausahaan dan otak yang jenius untuk mengembangkan ekonomi kreatif khususnya berbasis IT," ungkap Bambang.
Selain industri kreatif berbasis teknologi informasi, dia juga melihat India sangat maju dalam sektor industri perfilman. "Film, yang nyaingin Hollywood cuma ada satu namanya Bollywood. Dan itu bisa menjadi industri sendiri dan tidak hanya menyenangkan masyarakat India, itu juga bisa diekspor," imbuh Bambang.
Oleh sebab itu, Menteri Bambang mengatakan, pemerintah mendukung penuh pengembangan industri kreatif untuk dikembangkan sebagai salah satu sektor unggulan ekspor Indonesia selain sektor manufaktur berbasis sumber daya alam, sektor infrastruktur, dan sektor industri penghasil barang konsumsi.