Tren Beli Barang Mewah bagi Warga Korsel Meningkat, Sampai Rela Irit Makan
Industri hiburan Korea Selatan terus mendominasi di seluruh dunia. Di satu sisi, kondisi ini juga membentuk gaya hidup masyarakat setempat untuk tetap "outstanding" dengan pengeluaran untuk makan sehemat mungkin.
Industri hiburan Korea Selatan terus mendominasi di seluruh dunia. Di satu sisi, kondisi ini juga membentuk gaya hidup masyarakat setempat untuk tetap "outstanding" dengan pengeluaran untuk makan sehemat mungkin.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari Bank Investasi dan Jasa Keuangan multinasional Amerika Serikat, Morgan Stanley menunjukan bahwa warga Korea Selatan merupakan konsumen terbesar untuk barang mewah per kapita. Bahkan, melampaui pasar di China dan bahkan AS.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kenapa cermin itu dianggap barang mewah? Cermin perunggu seperti yang ditemukan ini dianggap barang mewah yang mahal, dan ini bisa jadi milik perempuan Yunani dalam dua hal; sebagai mas kawin menjelang pernikahan, atau sebagai hadiah yang diberikan seorang pria ke hetairai mereka," jelas para peneliti.
-
Di mana kerangka dengan perhiasan mewah itu ditemukan? Para arkeolog menemukan sebuah kerangka yang sangat utuh, yang diyakini merupakan milik seseorang dengan status sosial tinggi, dan diperkirakan meninggal sekitar 2.700 tahun yang lalu akibat gempa bumi.
-
Bagaimana suasana di sekitar vila mewah ini? Ada pemandangan indah khas perbukitan hingga udaranya yang masih sejuk.
-
Di mana toko jam tangan mewah itu berada? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Di mana Pesulap Merah menemukan toko barang klenik? Baru-baru ini, ia baru saja membongkar sebuah toko barang-barang klenik di Jakarta.
Hasil penelitian yang dikutip oleh The Korea Times, itu juga menunjukan bahwa total pengeluaran barang mewah pribadi oleh warga negara Korea Selatan meningkat 24 persen menjadi 21,8 triliun Won Korea atau setara USD16,8 miliar pada tahun 2022.
"Ini sekitar 400.000 won atau USD325 per orang," demikian penjelasan yang dikutip pada Selasa (25/4).
Pada artikel The Korea Times juga mengulas bahwa pembelian barang-barang mewah sudah dianggap sebagai pelestarian kelas menengah, milenial dan Gen Z, atau biasa disebut "Generasi MZ".
Baru-baru ini bahkan muncul generasi MZ sebagai demografi konsumen terkemuka yang memimpin ledakan pasar barang-barang mewah.
"Saya membeli tas mewah pertama saya di usia 20-an ketika saya mendapatkan gaji pertama saya. Saya memutuskan akan ada saat-saat ketika saya membutuhkan tas yang bagus setelah memulai karir saya. Saya telah secara teratur membeli tas mewah, baik yang mahal maupun yang sedang, sekali atau dua kali setahun sejak itu," kata Jang, seorang pekerja kantor berusia 32 tahun yang berbasis di Seoul kepada The Korea Times.
"Aku tahu itu mahal dibandingkan dengan gajiku, tapi itu memberiku kepercayaan diri. Aku menganggapnya sebagai hadiah untuk diriku sendiri setelah bekerja keras siang dan malam," tambah Jang.
Seorang profesor di Seoul National University, Kwak Geum Joo menjelaskan kondisi ini sebagai kultur antar generasi. Di mana, satu generasi membangun kebiasaan menabung agar mampu bertahan di situasi sulit ekonomi, sementara generasi yang lebih muda justru menghabiskan uang mereka sebagai bentuk "penghargaan diri".
"Mereka (generasi MZ) berpikir kalau (membeli barang mewah) sebagai investasi. Mereka rela membeli barang mewah untuk kepuasan dan kesenangan mereka," ujar Kwak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Divisi Keuangan dan Ekonomi Korea Selatan pada Juli 2022, lebih dari 60 persen orang Korea percaya bahwa "cukup penting" atau "sangat penting" untuk terlihat kaya.
"Menampilkan kekayaan juga dapat diterima, dan terkadang dianjurkan dalam masyarakat Korea."
Tren tingginya pemakaian barang mewah oleh masyarakat Korea juga selaras dengan tren pembelian dosirak, kotak bekal khas Korea yang umum dijual di minimarket. Stasiun SBS sempat menayangkan terdapat warga Korea dengan pakaian mewah justru membeli dosirak seharga 4.000 Korea Won.
Muncul juga istilah 'jjantekeu' yang merupakan gabungan dari jjandolie atau orang pelit dan jaetekeu atau investasi. Penggunaan istilah ini sebagai gambaran orang yang sangat menghemat di kehidupan sehari-hari dan uangnya dimanfaatkan untuk investasi.
(mdk/azz)