Triwulan III-2016, laba BNI Syariah tumbuh 37, 42 persen
Pertumbuhan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan yang terjaga kualitasnya. Di sisi lain, hal ini dikontribusikan oleh komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional yang juga terus membaik.
Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh saptono mencatat, laba bersih perusahaan pada triwulan III-2016 mencapai Rp 215,23 miliar atau naik sebesar 37,42 persen dibanding September 2015 sebesar Rp 156,62 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan yang terjaga kualitasnya. Di sisi lain, hal ini dikontribusikan oleh komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional yang juga terus membaik.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Apa saja inovasi yang dikeluarkan BNI agar tetap dipercaya nasabah? Di usianya yang hampir satu abad, Bank BNI sudah mengeluarkan berbagai inovasi yang membuatnya tetap dipercaya nasabah.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana BSI meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia? BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan literasi dan menyediakan produk-produk keuangan syariah yang dibutuhkan masyarakat melalui ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi meningkatkan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana BSI membantu para pemenang Talenta Wirausaha BSI dan Aceh Muslimpreneur? Nantinya para pemenang akan mendapat pendampingan, pelatihan untuk peningkatan kualitas, strategi produksi hingga pemasaran dan mendapat kesempatan untuk mengakses ke end user.
-
Kapan BNI mulai menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020.
"BNI Syariah melewati triwulan ketiga di tahun 2016 dengan cukup baik. Walaupun tahun ini ekonomi masih belum menunjukkan perbaikan yang cukup berarti karena masih dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global yang melambat," kata Imam melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat (21/10).
Sementara itu, pertumbuhan aset Year on Year (YoY) sebesar Ep 26,82 triliun, naik 17,88 persen dari September 2015 sebesar Rp 22,75 triliun. Hal ini didorong oleh pertumbuhan pada pembiayaan sebesar 15,09 persen dan dana sebesar 20,26 persen terhadap posisi tahun sebelumnya pada periode yang sama.
"Pembiayaan pada September 2015 sebesar Rp 16,97 triliun berhasil tumbuh menjadi Rp 19,53 triliun pada September tahun ini. Pertumbuhan ini dilakukan dengan penjagaan terhadap kualitas pembiayaan sehingga NPF triwulan ketiga 2016 ini terjaga di level 3,03 persen, angka ini di bawah rata-rata industri perbankan syariah," imbuhnya.
Dana Pihak Ketiga juga meningkat menjadi Rp 22,77 triliun dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 18,93 triliun. Dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 47,42 persen naik dari 43,78 persen di tahun sebelumnya.
Dari total pembiayaan sebesar Rp 19,53 triliun tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan konsumer yaitu 53,46 persen. Disusul pembiayaan ritel produktif/SME sebesar 22,55 persen, pembiayaan komersial sebesar 16,20 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,85 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,93 persen.
Untuk pembiayaan konsumer, maka sebagian besar portofolio merupakan BNI Griya iB Hasanah, yakni sebesar 85,51 persen.
"Pertumbuhan laba triwulan ketiga ini juga disumbang dari upaya mempertahankan efisiensi yang dilaksanakan di segenap bidang. Hal ini tampak dari komposisi BOPO yang relatif turun dari 91,60 persen pada September tahun 2015 menjadi 86,28 persen pada September 2016," jelas Imam.
Baca juga:
Bos BNI: Mau mengajukan kredit Rp 25 juta bisa lewat online
Ekonomi membaik, BNI bidik pertumbuhan kredit 17 persen di 2016
Kuartal III-2016, BNI catat laba bersih sebesar Rp 7,7 T
BNI raup Rp 7,6 triliun uang tebusan Tax Amnesty periode I
Pegolf Thailand juarai Indonesian Masters 2016
Pemkot Surabaya gandeng BNI kejar pajak daerah Rp 2,8 T
Sinergi Bank BUMN, pengadaan satu ATM bisa hemat Rp 75 juta