Upaya menjaga stabilitas pangan dinilai berhasil
Indikatornya, terjaganya laju inflasi yang berada di bawah perkiraan banyak pihak.
Banyak pihak memperkirakan inflasi sepanjang 2013 bisa mencapai 8,4 persen. Namun, data yang dilansir Badan Pusat Statistik menunjukkan, inflasi Januari-Desember 2013 mencapai 8,34 persen atau tipis di bawah perkiraan.
Dengan data itu, kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai upaya menjaga stabilitas pangan dapat dikatakan berhasil.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa peredaran mata uang Jepang di Sumatra menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa saja penyebab utama inflasi? Salah satu penyebab utama inflasi adalah ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawarannya. Jika banyak orang berusaha membeli produk atau menggunakan jasa yang terbatas, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga.
"Tekanan inflasi sudah dapat dikendalikan. Kemudian juga data ekspor dan impor juga bagus. Kemarin ada surplus USD 750 juta, jadi paling tidak ekspektasi defisit neraca transaksi berjalan bisa di kuartal IV 2013 cuma sekitar 2,4 persen, sangat kecil sekali," ujarnya di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Kamis (2/1).
Defisit neraca transaksi berjalan yang selama setahun berada pada kisaran 3,3 hingga 3,5 persen, seharusnya berdampak positif dan menggeser sentimen negatif terhadap Rupiah.
"Kita tahu bahwa rupiah selama ini ada tekanan, bukan hanya fundamental. Kalau fundamentalnya kita bisa menghitung, tapi yang non fundamental ini yang liar bergeraknya," jelasnya.
Ke depannya, kondisi positif ini diharapkan akan berlanjut. "Dengan pentingnya aspek sustainability. Angka-angka tersebut diharapkan akan memberi ruang bagi rupiah untuk dapat bergerak ke arah fundamentalnya," ungkap dia.
Seperti diberitakan, hari ini BPS merilis data inflasi bulan Desember 2013 yang tercatat mencapai 0,55 persen. Dengan demikian, maka inflasi kalender mencapai 8,38 persen, adapun inflasi komponen inti sebesar 0,45 persen. Inflasi Desember 2013, menurut Kepala BPS Suryamin tidak jauh berbeda dari Desember 2012, yakni sebesar 0,54 persen.
Baca juga:
Kemiskinan tinggi, inflasi jadi biang keladi
BI: Inflasi kuartal I/2014 akan terkendali
BPS: Makanan dan gas buat inflasi Desember capai 0,55 persen
Chatib berharap ada sentimen positif buat ekonomi di akhir tahun
Pelemahan nilai tukar rupiah tak pengaruhi inflasi Desember