Usaha Pertambangan Menggeliat Usai Pandemi, Bisnis Alat Berat Tumbuh 40 Persen
Geliat perbaikan ekonomi pasca pandemi khususnya di sektor usaha pertambangan, konstruksi dan perkebunan sangat positif hingga semester pertama 2023.
Usaha Pertambangan Menggeliat Usai Pandemi, Bisnis Alat Berat Tumbuh 40 Persen
Geliat perbaikan ekonomi pasca pandemi khususnya di sektor usaha pertambangan, konstruksi dan perkebunan sangat positif hingga semester pertama 2023.
Fenomena ini dapat dilihat dari kembali dimulainya banyak proyek pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas Pemerintah maupun perluasan fasilitas produksi di berbagai sektor sejak masa transisi pasca pandemi.
Hal ini juga terasa dari peningkatan anggaran belanja (budget) alat berat (heavy equipment) untuk ketiga sektor tersebut.
Prospek tersebut memberikan dampak terhadap pertumbuhan bisnis alat berat.
- Industri Tembakau Jadi Sumber Pekerjaan Jutaan Masyarakat, Libatkan Banyak Industri Turunan
- Menpora Harap LPDUK Makin Kredibel dan Terpercaya Mendukung Ekosistem Industri Olahraga
- Industri SKT di Tanah Air Serap Banyak Tenaga Kerja dan Beri Efek Ganda Bagi Perekonomian
- Menkop Teten: Kasihan, Masih Banyak UMKM Kita yang Kerja Serba Sendiri
Dikuti Antara, menurut perkiraan Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (HINABI) pertumbuhan bisnis alat berat diperkirakan sekitar 30 persen hingga 40 persen di tahun 2022 dan akan terus berlanjut mulai 2023 ke depan.
Dengan prospek pertumbuhan yang positif ini terutama pada segmen proyek konstruksi Pemerintah, pelaku usaha terus melakukan evaluasi untuk mencanangkan belanja modal yang lebih besar ditahun mendatang.
Salah satu pemain utama dealership alat berat dari grup usaha Indomobil, PT Wahana Inti Selaras (WISEL) juga mengantisipasi peningkatan volume usaha dalam waktu mendatang. Model bisnis WISEL berfokus pada bidang penjualan dan layanan purna jual alat berat dari beberapa merek besar seperti Volvo, Renault Trucks, SDLG, Kalmar, Manitou dan John Deere.
Selaras dengan proyeksi pertumbuhan usaha, WISEL berencana melakukan Penawaran Umum Obligasi II Wahana Inti Selaras Tahun 2023 dengan target nilai penerbitan sebanyak-banyaknya Rp3 triliun yang akan dibagi dalam 3 tenor penerbitan 370 hari, 3 tahun dan 5 tahun. Obligasi WISEL ini telah mendapatkan peringkat rating idA (Single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Rencana penggunaan dana obligasi akan dialokasikan untuk membiayai modal kerja Perseroan dan lima anak usaha yaitu PT Indotruck Utama (ITU), PT Indo Traktor Utama (INTRAMA), PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS), PT Prima Sarana Gemilang (PSG) dan PT Prima sarana Mustika (PSM).
WISEL menyampaikan kisaran tingkat bunga untuk masing-masing seri obligasi di mana obligasi Seri A dengan tenor 370 hari ditawarkan dengan rentang bunga 6,15-7,00 persen per tahun.
Seri B dengan tenor 3 tahun dengan rentang bunga 7,15-8,15 persen per tahun. Sedangkan seri C dengan tenor 5 tahun dengan rentang bunga 8,15-9,00 persen per tahun.
Pembayaran bunga akan dilakukan triwulanan dan pokok obligasi akan dibayarkan pada saat jatuh tempo sesuai dengan tenornya masing-masing.
WISEL telah menunjuk beberapa Penjamin Pelaksana Emisi untuk penerbitan obligasi ini, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT Aldicitra Sekuritas Indonesia, PT BNI Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Tbk. Sedangkan yang bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.