Wadahi Uber dan GrabCar, Menkominfo bakal contek cara Rusia
"Uber dan GrabCar, kita tidak soal blokir dan tidak memblokir. Teknologi itu sifatnya netral."
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara bakal meniru Rusia dalam penyelesaian sengketa layanan transportasi mobil untuk umum berbasis aplikasi dalam jaringan (daring) Uber dan GrabCar.
"Di Moskow, disepakati kota mengatur Uber. Aplikasi semacam itu dimanfaatkan untuk kerja sama dengan Moskow," kata Rudi di Jakarta, Selasa (15/3).
-
Kenapa Raffi Ahmad dan Gading Marten ikut mencobai kereta cepat Jakarta Bandung? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Apa yang diproyeksikan oleh Menkominfo terkait AI di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan Artificial Intelligence (AI) memiliki peran besar dalam mengubah lanskap industri telekomunikasi. Kata dia, pada 2030 mendatang, diproyeksikan kontribusi AI terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global mencapai USD 3 triliun.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Siapa yang dibantu driver GoCar Nurahman? Kabar driver GoCar bernama Nurahman viral di media sosial setelah unggahan akun TikTok Melzsia bercerita bahwa sang driver menyelamatkan nyawa ayahnya yang mengalami serangan jantung.
-
Dimana Raffi Ahmad mencobai kereta cepat Jakarta Bandung? Proyek kereta cepat Jakarta Bandung akhirnya selesai digarap.
-
Kenapa Jembatan Kereta Api Rancagoong bikin merinding? Bukan karena tempat tersebut angker, namun karena sempitnya jembatan dan tidak adanya pembatas di sisi kanan dan kiri jembatan.Ketinggian jembatan juga mencapai puluhan meter, sehingga para pengguna roda dua yang melintasi jembatan wajib berhati-hati.
Menurut dia, aplikasi daring merupakan sebuah keniscayaan sehingga soal pemblokiran Uber dan Grab Car harus melalui penelaahan yang seksama tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.
"Uber dan GrabCar, kita tidak soal blokir dan tidak memblokir. Teknologi itu sifatnya netral, kita harus buat peraturan 'win-win solution'," katanya.
Layanan transportasi konvensional atau daring, kata dia, keduanya harus eksis berdampingan karena dibutuhkan masyarakat. Hanya saja perlu pengaturan peraturan secara lebih tertata agar lebih teratur sehingga tidak ada gesekan konflik yang tidak perlu.
"Pihak-pihak di pemerintah sedang dalam tahap penyelesaian peraturan sehingga bisa selaras," kata dia.
Pembentukan koperasi untuk Uber dan Grab Car, kata dia, merupakan salah satu solusi menang-menang agar masyarakat tetap memiliki pilihan transportasi yang nyaman, aman dan hemat.
"Arahnya, akan ada koperasi untuk mewadahi layanan transportasi mobil untuk daring," katanya.
(mdk/idr)