Wapres Minta Percepat Konversi BPD ke Bank Syariah
Kesadaran masyarakat untuk bertransaksi perbankan secara syariah saat ini cukup tinggi, sehingga menjadi momen tepat untuk menguatkan ekonomi dan keuangan syariah nasional, tambah Wapres.
Wakil Presiden, Ma’ruf Amin meminta percepatan konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) ke Bank Syariah guna memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia.
Wapres menyatakan hal itu saat menerima audiensi Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah melalui konferensi video dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Rabu.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Siapa yang bertemu dengan Wapres Maruf Amin? Wapres Ma'ruf Amin sempat bertemu dengan Duta Besar Regional untuk UNICEF Asia Timur dan Pasifik, Choi Siwon yang menjadi salah satu pembicara di ASEAN Business and Investment Summit usai acara ASEAN Business Awards (ABA) di Jakarta.
-
Di mana Wapres Ma'ruf Amin akan mencoblos? Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin direncanakan mencoblos di TPS 33 Kecamatan Tapos, Depok.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Siapa yang akan mendampingi Wapres Ma'ruf Amin mencoblos? Wapres akan berangkat ke TPS bersama keluarga.
-
Kenapa Wapres Ma'aruf Amin menekankan pentingnya hilirisasi pertanian? Selain dapat meningkatkan ekspor pertanian secara keseluruhan, hilirisasi turut mendorong upaya pemerintah dalam pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat kecil.
"Saya kira tepat sekali, oleh karena itu saya harapkan bisa segera terwujud konversi (BPD ke Bank Syariah) ini," kata Wapres Ma’ruf dikutip dari Antara, Rabu (23/6).
Kesadaran masyarakat untuk bertransaksi perbankan secara syariah saat ini cukup tinggi, sehingga menjadi momen tepat untuk menguatkan ekonomi dan keuangan syariah nasional, tambah Wapres. "Sekarang ini momentum tepat, sebab kalau menurut survei itu sekarang komunitas hijrah ini kan sudah besar sekali, bahkan di kalangan pemuda, milenial," tukasnya.
Pemerintah juga berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global, antara lain dengan membentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan merger tiga bank syariah dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), tutur Wapres menjelaskan.
Dengan melihat potensi besar di Sumatera Barat, Wapres juga mendorong konversi Bank Nagari menjadi bank syariah segera dilaksanakan.
Terkait adanya kekhawatiran terhadap keberlangsungan bank syariah, Wapres menjelaskan di dalam Al Quran, Allah SWT telah menjanjikan rezeki yang luas bagi umatnya yang berhijrah. Wapres juga menekankan mengenai falsafah yang ada di Sumatera Barat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah, yang berarti adat bersendi syariat dan syariat bersendi kitab Allah.
"Karena itu saya pikir, kekhawatiran itu barangkali tidak boleh. Di samping itu kita juga berjalan (konversi), kalau di Sumatera Barat sesuai dengan tiga tungku-nya itu, sesuai falsafahnya. Milenial banyak menjadi komunitas hijrah. Apalagi kalau kita lihat Al Quran, itu tidak boleh pesimis lagi," ujarnya.
Koordinasi dengan KNEKS
Wapres berpesan kepada Mahyeldi agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus berkoordinasi secara intensif dengan KNEKS dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam proses konversi bank syariah tersebut.
"Yang penting kita menjaga. Menjaga mutu, menjaga layanan. Tidak hanya sesuai syariah, tapi juga menguntungkan bagi para deposan," ujarnya.
Sementara itu, Mahyeldi melaporkan proses konversi Bank Nagari ke bank syariah, termasuk pengembangan layanan perbankan syariah yang nantinya akan diberikan oleh Bank Nagari.
"Disamping juga dengan produk-produk syariah yang mana dikonversi, itu kita memang mencoba untuk menyelaraskan, sehingga memang pilihan-pilihan di syariah nantinya tidak kalah layaknya dan juga peluangnya dibandingkan dengan yang konvensional," tutur Mahyeldi.