Waspada, Bank Dunia Prediksi Ekonomi Dunia Suram di 2023
Tercermin dari ramalannya tentang prospek ekonomi global di 2023 hanya mampu tumbuh 2,1 persen. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang capaian ekonomi global tahun 2022 yang berada di level 3,1 persen.
Bank Dunia kembali mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian dunia diproyeksikan masih suram pada tahun ini. Tercermin dari ramalannya tentang prospek ekonomi global di 2023 hanya mampu tumbuh 2,1 persen. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang capaian ekonomi global tahun 2022 yang berada di level 3,1 persen.
"Setelah tumbuh 3,1 persen tahun lalu, ekonomi global akan melambat secara substansial pada tahun 2023, menjadi 2,1 persen," dikutip dari laporan yang dipublikasikan Bank Dunia, Jakarta, Rabu (7/6).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Tak hanya itu, tingkat inflasi global tahun ini masih akan tinggi. Kondisi ini tidak terlepas dari dampak lanjutan dari kebijakan pengetatan moneter untuk mengendalikan inflasi. Tingkat inflasi baru akan mereda di tahun 2024 di posisi 2,4 persen.
"Tekanan inflasi terus berlanjut meskipun inflasi utama global telah melambat sebagai akibat dari efek dasar," dikutip dari laporan yang sama.
Redanya tekanan rantai pasokan, dan kondisi keuangan global telah mengetat. Ini terjadi karena kebijakan kenaikan suku bunga. Pada tingkat yang lebih rendah juga terjadi serangan ketidakstabilan keuangan baru-baru ini.
Banyak bank mengalami kerugian substansial yang belum direalisasi akibat kenaikan tajam suku bunga kebijakan. Kekhawatiran tentang kelangsungan neraca beberapa bank menyebabkan pelarian deposan dan gejolak pasar di Amerika Serikat dan Eropa di awal tahun. Hal ini dipicu oleh respons kebijakan yang cepat dan ekstensif. Pasar keuangan tetap sangat sensitif terhadap ekspektasi yang berkembang tentang jalur masa depan suku bunga bank sentral utama.
Kondisi keuangan global yang ketat dan lemahnya permintaan eksternal diperkirakan akan membebani pertumbuhan di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang (EMDEs).
Ekonomi Dunia Bisa Lebih Lemah
Pertumbuhan global bisa lebih lemah dari yang diantisipasi jika terjadi tekanan sektor perbankan yang meluas. Tak hanya itu, ekonomi global terus melemah jika tekanan inflasi yang terus berlanjut mendorong kebijakan moneter yang lebih ketat dari perkiraan.
Prospek pertumbuhan yang lemah dan risiko yang meningkat dalam waktu dekat menambah perlambatan jangka panjang dalam potensi pertumbuhan. Kondisi tersebut telah diperburuk oleh guncangan pandemi yang tumpang tindih, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina, dan pengetatan tajam kondisi keuangan global.
Konteks yang sulit ini menyoroti banyak tantangan kebijakan. Kegagalan bank baru-baru ini membutuhkan fokus baru pada reformasi peraturan keuangan global.
Kerja sama global juga diperlukan untuk mempercepat transisi energi bersih, memitigasi perubahan iklim, dan memberikan keringanan utang bagi semakin banyak negara yang mengalami tekanan utang.
Di tingkat nasional, sangat penting untuk menerapkan kebijakan yang kredibel untuk menahan inflasi dan memastikan stabilitas makroekonomi dan keuangan. Termasuk melakukan reformasi untuk meletakkan dasar bagi jalur pembangunan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
(mdk/idr)