Wilayah Penyaluran Diperluas, Kuota Premium Penugasan Diprediksi Jebol
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memprediksi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan jenis Premium akan melebihi dari kuota yang ditetapkan, sama seperti solar subsidi. Realisasi konsumsi Premium penugasan 2019 diperkirakan lebih tinggi dibanding 2018.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memprediksi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan jenis Premium akan melebihi dari kuota yang ditetapkan, sama seperti solar subsidi. Realisasi konsumsi Premium penugasan 2019 diperkirakan lebih tinggi dibanding 2018.
Sebab cakupan penyaluran premium penugasan lebih luas, yaitu di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) sehingga harus menambah pasokan premium penugasan ke 571 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Bagaimana cara Pertamina memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? ia menambahkan, Pertamina Patra Niaga terus mendukung upaya pemerintah agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Dengan cara melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code pada laman www.subsiditepat.mypertamina.id.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
"Jadi 2018 ada regulasi yang dikeluarkan 28 Mei 2018 di mana pemerintah beri tugas tambahan untuk penyaluran premium di Jamali," kata Nicke,di Jakarta, Jumat (29/11).
Menurutnya, dengan bertambahnya cakupan penyaluran premium penugasan membuat konsumsi premium penugasan melebihi kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019. "Inilah yang jadi dasar kenapa prognosa 2019 lebih tinggi dibanding 2018," ujarnya.
Nicke mengungkapkan, pada tahun ini kuota premium penugasan ditetapkan dalam APBN sebesar 11 juta Kilo Liter (KL), sedangkan prediksi konsumsi sampai akhir 2019 sebesar 12 juta KL. "Jadi kalau kita lihat prognosa premium di 2019 yaitu 12 juta, lebih tinggi dari kuota yang diberikan yaitu 11 juta," ujarnya.
Konsumsi Solar Subsidi
Nicke menjelaskan, konsumsi solar subsidi lebih tinggi dari kuota yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019, sehingga diperkirakan akan habis pada akhir November.
"Solar subsidi memang betul realisasi penjualan melebihi kuota, kalau dihitung akan habis akhir November," kata Nicke, di sela acara Pertamina Energy Forum, di Jakarta, Selasa (26/11).
Menurut Nicke, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah memutuskan untuk menambah kuota solar subsidi. Setelah adanya kepastian tersebut, Pertamina kembali menyalurkan solar subsidi secara normal.
Selain premium penugasan, konsumsi solar subsidi pada 2019 diperkirakan akan mencapai 16 juta KL, melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN sebesar 14,5 juta KL.
"Dengan demikian ini angka yang akan kami jadikan dasar penyaluran bio solar di 2019 yaitu angkanya 16 juta KL," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)