XL pede kinerjanya melesat setelah caplok Axis
Setelah mencaplok Axis, XL berencana menggunakan satu merek dagang atau brand.
PT XL Axiata Tbk (XL) optimis langkah perseroan mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia (Axis) sebesar USD 865 juta, bakal mendongkrak kinerja perseroan. Dengan akuisisi ini, XL secara resmi tercatat sebagai pemilik 92 persen saham Axis.
Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengatakan, rencana ini berpotensi menghemat belanja modal sekaligus mendongkrak pertumbuhan laba bersih.
-
Siapa yang mendukung merger XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Mengapa XL Axiata tertarik untuk merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Kapan Menkominfo meminta agar merger XL Axiata dan Smartfren terjadi? Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Kominfo juga pernah mengatakan bahwa merger tersebut diharapkan terjadi secepatnya.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
"Laba bersih kami akan tumbuh positif dalam lima tahun ke depan, akuisisi ini akan bagus. Untuk tahun ini saja pertumbuhan pendapatan kami positif," ujar Hasnul di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (5/2).
Menurutnya, dengan mengakuisisi Axis, beban operasional juga semakin ringan. Selisih dari berkurangnya dana operasional dapat digunakan perseroan untuk mengurangi utang. "Makanya beban operasional berkurang dengan akuisisi dan merger ini," kata Hasnul.
Sekadar informasi pada September 2013, laba bersih XL merosot hingga 90,5 persen dari Rp 2,19 triliun pada September tahun sebelumnya menjadi Rp 917 miliar. Revenue atau pendapatan XL per September 2013 mencapai Rp 15,9 triliun dengan pangsa pasar telekomunikasi sebesar 18 persen. Sedangkan pendapatan Axis per September 2013 sebesar Rp 2,2 triliun dengan pangsa pasar telekomunikasi sebesar 3 persen.
"Dengan begitu, secara gabungan pendapatan kita Rp 18,1 triliun, dengan pangsa pasar 21 persen," jelas Hasnul.
Terlepas dari itu, pihaknya juga yakin kinerja perseroan tetap ditopang kinerja XL sendiri. XL secara terus menerus melakukan investasi dengan total akumulasi investasi mencapai Rp 47 triliun sejak 2007 hingga 2012.
"Kami investasi kedua terbesar di Indonesia, rata-rata Rp 8 triliun per tahun. BTS kami juga terbanyak kedua di Indonesia. 67 persen BTS kami di perkampungan dan pedesaan. Pelanggan tahun 2007 sebanyak 15 juta, menjadi 46 juta tahun 2012," tutup Hasnul.
Setelah mencaplok Axis, XL Axiata mempertimbangkan untuk menggunakan satu merek dagang atau brand. Chief Operating Officer (COO) Willem Timmermans mengatakan, rencana jangka panjang perusahaan adalah menggabungkan dua perusahaan telekomunikasi ini menjadi satu.
"Untuk jangka panjang, kami akan mengintegrasikan Axis dan XL. Traffic kami sangat tinggi, dengan mengakuisisi Axis. Kedepan kami akan perlahan menggunakan spektrum Axis," kata Timmermans di tempat yang sama.
Hasnul Suhaimi menambahkan, dari total frekuensi yang dimiliki Axis sebesar 25 MHz, pemerintah memberi izin penggunaan frekuensi 2G sebesar 15 MHz oleh XL, sisanya dikembalikan kepada pemerintah.
Sebelum rencana itu terealisasi, untuk jangka pendek, perseroan masih akan mempertahankan dua merek dagang yaitu XL dan Axis. Akuisisi hanya pada perusahaannya saja. Hasnul menambahkan, terkait perolehan izin dari KPPU, perseroan terus melakukan diskusi dengan KPPU dan persetujuan KPPU diharapkan bisa diperoleh di akhir kuartal I-2014.
(mdk/noe)