YLKI Nilai Tak Perlu Lagi Subsidi LPG Selama Pasokan Terjaga Saat Ada Corona
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menilai pemerintah tidak perlu lagi memberi subsidi untuk LPG 3 kg. Yang paling penting, pasokan LPG harus tersedia merata dan masyarakat dapat mendapatkannya dengan mudah.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menilai pemerintah tidak perlu lagi memberi subsidi untuk LPG 3 kg. Yang paling penting, pasokan LPG harus tersedia merata dan masyarakat dapat mendapatkannya dengan mudah.
"Selama ini pemerintah sudah menggelontorkan subsidi yang signifikan di LPG 3 kg, mencapai Rp57 triliun, yang urgent di masa pandemi ini pemerintah harus mampu menjaga keberlangsungan pasokan," ujar Tulus dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa (14/4).
-
Apa yang diklaim dapat menghemat gas elpiji 3 Kg dalam video yang beredar? Dalam tayangannya, perekam video menyatakan bahwa mengelem karet tabung akan membuat gas lebih tahan lama.
-
Bagaimana cara yang diklaim dapat menghemat gas elpiji 3 Kg dalam video tersebut? Awalnya sang perekam mengambil rubber seal atau karet segel yang berada di lubang tabung gas kemudian membalurinya dengan lem G, perekam video kemudian memasukkan kembali karet segel ke tempat semula.
-
Kapan Pertamina menambahkan pasokan LPG 3 kg? Pertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Bagaimana Pertamina memastikan pasokan LPG 3 kg aman? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari. “Pertamina terus memonitor kebutuhan LPG 3 Kg hingga akhir Lebaran dan kita lakukan penambahan ke daerah yang memang membutuhkan” ujar Irto.
-
Berapa banyak LPG 3 kg yang ditambahkan Pertamina? Pertamina melalui anak usahanya,PT Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan LPG 3 kilogram (Kg) sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
Tulus menyatakan, jangan sampai ada kelangkaan pasokan LPG di daerah. Sebab, jika pasokan LPG langka, maka harga akan naik. Kemudian, dirinya juga meminta agar pemerintah tetap menjaga Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg di masyarakat.
"Sering terjadi pelanggaran HET, ini harus dijaga, jangan sampai LPG langka, lalu HET-nya jadi naik tak terkendali," imbuhnya.
Tak cuma LPG, Tulus juga meminta agar pemerintah turut menjaga pasokan listrik serta selalu mengevaluasi kebijakan subsidi energi karena pandemi Corona masih berlangsung dan belum diketahui kapan berakhirnya.
"Yang lebih krusial adalah bagaimana pemerintah mengevaluasi kebijakan ini, tanggap darurat ini 3 bulan sampai tanggal 29 Mei nanti, itu harus dipikirkan," tutupnya.
Subsidi Pulsa
Selain itu, Tulus mengusulkan agar pemerintah bisa memberikan subsidi di sektor telekomunikasi, salah satunya subsidi pulsa. Mengingat, masyarakat banyak yang bekerja dari rumah dan menggantungkan produktivitas kepada koneksi internet, sehingga tentu beban pulsa akan semakin membengkak.
"Selama pandemi ini, banyak orang yang kebutuhan pulsanya meningkat. Pengeluaran rumah tangga meningkat, padahal pendapatan menurun," ujarnya.
Menurutnya, subsidi pulsa ini dapat dicanangkan dengan kerjasama bersama operator telekomunikasi serta dapat diberikan kepada pelanggan listrik yang tidak mendapatkan subsidi sebelumnya supaya adil dan merata.
Bukan cuma masyarakat miskin, masyarakat mampu yang terdampak juga mengalami pembengkakan pengeluaran sehingga opsi subsidi pulsa mungkin bisa menjadi alternatif lain untuk meringankan beban mereka.
"Dengan adanya Covid-19 ini banyak golongan terdampak, mau miskin atau tidak miskin itu terkena. Jadi bagi masyarakat yang belum dapat subsidi listrik bisa dapat subsidi pulsa," ujarnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)