Selamat Jalan Pak Jakob Oetama, Karyamu Abadi
Redaksi Merdeka.com mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Jakob Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional.
Dunia pers Indonesia berduka hari ini. Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada Rabu, 9 September 2020.
Redaksi Merdeka.com mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Jakob Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Sosok yang menginspirasi banyak orang untuk menekuni profesi sebagai jurnalis.
-
Apa yang ada di ruangan kerja Prabowo? Ruang kerja Prabowo Subianto di kediaman pribadinya tampak cukup besar. Di ruangan ini terdapat area untuk menerima tamu dengan sofa berwarna putih. Ada juga area untuk menjamu tamu di dekat pintu masuk. Di salah satu sudut ruangan juga terdapat rak berisi buku-buku.
-
Dimana tempat ahli tersebut bekerja? Dr. Jarone Lee, seorang pakar kedokteran darurat dan kebencanaan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat, menjelaskan, jarang ditemukan penyintas setelah hari kelima hingga ketujuh.
-
Siapa yang menggunakan ruang kerja di lantai dua rumah Marshel Widianto? Di lantai dua, terdapat ruang kerja bagi para editor.
-
Bagaimana suasana bangunan Museum Wayang Jakarta? Dikutip dari museumjakarta.com, sebelum melihat ragam koleksi wayang, pengunjung akan disapa oleh bangunan bernuansa Eropa abad pertengahan yang bergaya klasik.Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Bentuk bangunannya memanjang dengan warna cat yang dominan putih. Jendela dan pintu museum dibuat tinggi dengan bahan kayu lawas sesuai ciri bangunan kolonial.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Siapa yang terlibat dalam kerja sama ini? Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Indonesia Comnets Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi dengan Direktur Utama PT Alita Praya Mitra, Teguh Prasetya, disaksikan oleh Nokia Asia Paific Enterprise Lead, Stuart Hendry di Mobile World Congress, Barcelona, hari ini.
Almarhum meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading pada pukul 13.05 WIB dalam usia 88 tahun.
"Jakob Oetama adalah legenda, jurnalis sejati yang tidak hanya meninggalkan nama baik, tetapi juga kebanggaan serta nilai-nilai kehidupan bagi Kompas Gramedia. Beliau sekaligus teladan dalam profesi wartawan yang turut mengukir sejarah jurnalistik bangsa Indonesia. Walaupun kini beliau telah tiada, nilai dan idealismenya akan tetap hidup dan abadi selamanya," kata Corporate Communication Director Kompas Gramedia Rusdi Amral dalam rilisnya.
Jakob lahir pada 27 September 1931 di Desa Jowahan, Borobudur, Jawa Tengah.
Saat belia, cita-cita Yakob adalah menjadi guru seperti ayahnya. Dia sempat mengajar di SMP Mardi Yuwana Cipanas, Sekolah Guru Bagian B (SGB) Lenteng Agung Jagakarsa, dan SMP Van Lith Jakarta.
Minatnya menulis tumbuh berkat belajar Ilmu Sejarah. Di sinilah rupanya jalan hidupnya mulai menanjak.
Karier Jakob Oetama di dunia jurnalistik bermula dari pekerjaan barunya sebagai redaktur majalah Penabur Jakarta. Pada 1963, bersama Almarhum Petrus Kanisius Ojong (P.K. Ojong), Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia.
Kepekaannya pada masalah manusia dan kemanusiaanlah yang kemudian menjadi spiritualitas Harian Kompas, yang terbit pertama kali pada 1965. Hingga lebih dari setengah abad kemudian Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri, Jakob Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai seorang wartawan. Baginya, "Wartawan adalah Profesi, tetapi Pengusaha karena Keberuntungan."
Semasa hidup, Jakob Oetama dikenal sebagai sosok sederhana yang selalu mengutamakan kejujuran, integritas, rasa syukur, dan humanisme. Di mata karyawan, dia dipandang sebagai pimpinan yang 'nguwongke' dan tidak pernah menonjolkan status atau kedudukannya.
Selamat Jalan Pak Jakob, karyamu akan abadi.
(mdk/ian)