Riwayat Penyakit Ayah Rendy Kjaernett Sebelum Meninggal Dunia, Dari Jantung Hingga Gagal Liver
Rendy Kjaernett menceritakan tentang kondisi kesehatan ayahnya sebelum wafat.
Rendy Kjaernett sedang berduka setelah kepergian ayah tercintanya, Ernest Kjaernett, yang meninggal dunia pada usia 80 tahun, pada hari Sabtu, 4 Januari 2025, di Hua Hin, Thailand. Rendy juga menjelaskan tentang kondisi kesehatan ayahnya sebelum beliau menghembuskan napas terakhir.
Mendiang ayahnya telah didiagnosis menderita penyakit Alzheimer yang cukup parah selama tiga bulan terakhir.
"Papa sebenarnya ada jantung, jadi aku sempat mikir apa papa jantung. Terus kemarin diagnosis dari dokternya juga papa juga ada alzheimer. Jadi alzheimernya sudah parah 2-3 bulan belakangan ini," ungkap Rendy Kjaernett saat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada hari Minggu (5/1/2025).
Rendy menambahkan bahwa kondisi ayahnya semakin memburuk sehingga tidak lagi dapat menggunakan media sosial atau perangkat elektronik lainnya.
"Makanya dia sudah enggak pegang media sosial. Enggak megang handphone. Enggak pegang dompet. Enggak pegang apa pun karena dia lupa. Enggak bisa akses lagi, dia lupa password, lupa pin semuanya," jelasnya, sambil menyebutkan juga tentang masalah gagal liver yang dihadapi oleh mendiang.
Kondisi Gagal Liver
Mendiang Rendy Kjaernett tidak dapat memberikan penjelasan mendetail mengenai kondisi gagal liver yang dialaminya. Ia hanya menyampaikan bahwa Ernest Kjaernett sebaiknya menghindari konsumsi makanan dan minuman secara berlebihan.
"Kalau liver, liver failure gimana ya. Aku enggak bisa, yang penting konsumsi makanan minuman enggak baik berlebih. Ibaratnya numpuklah. Usianya juga sudah 80 tahun," ungkap Rendy Kjaernett.
Dalam pernyataannya, Rendy menekankan pentingnya menjaga pola makan yang sehat, terutama di usia yang sudah tidak muda lagi.
Ia mengingatkan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, Rendy berharap agar orang-orang lebih memperhatikan asupan mereka demi menjaga kesehatan tubuh.
Bertemu dengan Ayah di usia 27 tahun
Rendy Kjaernett sebelumnya tidak menyadari kondisi kesehatan ayahnya, Ernest Kjaernett, karena mereka baru bertemu kembali ketika Rendy berusia 27 tahun.
"Aku juga ketemu papa kan pas umur 27 tahun, sekarang kayak gini gitu. Dia enggak mau nyusahinlah. Akhirnya aku bilang, 'Ya sudah aku secepatnya akan cari tiket ke sana'," ia menyambung.
Setelah sekian lama berpisah, Rendy baru mengetahui tentang sakit yang diderita oleh ayahnya. Pertemuan mereka yang terjadi saat Rendy berusia 27 tahun membuatnya merasa perlu untuk segera menjenguk. Rendy mengungkapkan, "Aku juga ketemu papa kan pas umur 27 tahun, sekarang kayak gini gitu. Dia enggak mau nyusahinlah. Akhirnya aku bilang, 'Ya sudah aku secepatnya akan cari tiket ke sana'," ia menyambung. Keputusan untuk mencari tiket segera diambilnya demi menemui sang ayah dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.
Masih Enggak Percaya
Rendy Kjaernett merasa sangat berat menghadapi kenyataan bahwa ayahnya kini telah tiada. Sebelumnya, pada bulan Oktober, Ernest Kjaernett dalam keadaan sehat dan masih bisa berkomunikasi dengan baik.
"Ya dibilang berat ya berat banget, masih enggak percaya. Oktober masih enggak kenapa-napa. Papa itu masih sehat, masih teleponan, masih video call-an. Masih haha-hihi sama kita," ucap Rendy Kjaernett.
Kehilangan sosok ayah tentu meninggalkan luka yang mendalam bagi Rendy. Kenangan indah saat berbincang dan bercanda dengan sang ayah menjadi momen berharga yang takkan terlupakan.
Rendy mengingat betapa cerianya saat mereka masih berkomunikasi melalui telepon dan video call. Hal ini membuatnya sulit untuk percaya bahwa kini ia harus melanjutkan hidup tanpa kehadiran ayahnya.
Rasa kehilangan ini menjadi bagian dari perjalanan hidup yang harus ia jalani dengan penuh kesabaran dan ketabahan.