Yayasan Kitong International Kolaborasi Garap Film Gajah Liar
Rencananya penggarapan film bertajuk 'Gajah Liar' ini akan dikerjakan bersama produser kenamaan asal Amerika Serikat (AS) Travis Cloyd.
Sebab keberadaan hewan cerdas ini sangat penting bagi lingkungan dan siklus kehidupan
Yayasan Kitong International Kolaborasi Garap Film Gajah Liar
Yayasan Kitong International mengungkapkan jumlah gajah Asia yang ada di Indonesia semakin menurun setiap tahunnya, saat ini jumlahnya hanya 1.800 ekor. Perwakilan Kitong Bisa International Andy Hutapea (Nanda) mengatakan pihaknya ingin mencoba memulai membangkitkan antusiasme masyarakat terhadap kelestarian gajah. Sebab keberadaan hewan cerdas ini sangat penting bagi lingkungan dan siklus kehidupan.
"Saat ini kita ingin membangkitkan animo dan memulai suatu gerakan agar perhatian terhadap kelestarian gajah ini bisa mulai diangkat," kata Nanda dalam zoom statement 11 Agustus 2023 dalam rangka memperingati hari gajah sedunia pada Sabtu 12 Agustus. Event tersebut akan dilaksanakan pada 26 Agustus 2023 di Jakarta.
Salah satu upaya yang sedang diupayakan adalah dengan mengajak para pemangku kepentingan untuk tidak lagi menggunakan gajah sebagai objek pariwisata.
Perencanaan ini dilakukan dengan tujuan para turis hanya menikmati pemandangan alam, ragam budaya dan sejarah Indonesia, mengenai bagaimana caranya gajah tetap berada di habitat liarnya tidak menaiki gajah sebagai objek.
Untuk bisa membantu rencana ini, Kitong bisa international berkolaborasi bersama Parfi 56, Yayasan Generasi Lintas Budaya, Jaringan Pendamping Kebijakan Pembagunan (JPKP) dan para pemangku kepentingan pun akan menggarap sebuah film cerita untuk menjadi sarana kampanye konservasi dan penanganan isu terkait habitat para gajah.
Rencananya penggarapan film bertajuk 'Gajah Liar' ini akan dikerjakan bersama produser kenamaan asal Amerika Serikat (AS) Travis Cloyd. Proses pembuatannya juga akan dilakukan di Indonesia. "Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki film ini berjudul 'Gajah Liar' dan kami sangat antusias untuk membuat dan menggarap film ini di Indonesia," kata Travis Cloyd.
Cloyd mengatakan, bahwa pihaknya membawa orang-orang berbakat yang dirasa dapat menyukseskan berjalannya pembuatan film ini. "Beberapa rekan saya yang bekerja membuat film merupakan pembuat film yang sangat ikonik di US, jadi kami memiliki penulis dan pengarah yang hebat," ujar dia. Ia berharap nantinya film ini akan bisa menyuguhkan tontonan yang bisa menjadi tuntunan sekaligus pelajaran bagi masyarakat luas.
"Kami menempatkan pembuatan film ‘Gajah Liar’ ini dengan sepenuh hati guna untuk meningkatkan kewaspadaan dan memberikan inspirasi bagi orang-orang mengenai bagaimana melindungi populasi gajah, itulah sebabnya kami membuat pengumuman/siaran ini," tambah Cloyd. Ketua Yayasan Generasi Lintas Budaya, Olivia Zalianty memberikan dukungannya terhadap berbagai upaya yang tengah dilakukan untuk mendukung pelestarian gajah. "Saya selalu mendukung, selalu support dengan kegiatan-kegiatan positif yang mendorong pelestarian gajah di Indonesia saat ini," ucap Olivia.
Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 56 pun juga turut berkontribusi, dalam mengkampanyekan konservasi dan penanganan isu habitat gajah. Ketua Umum Parfi 56 Marcella Zalianty berharap apa yang sedang diupayakan, dapat menggugah rasa kepedulian masyarakat terhadap isu ini. "Ini menjadi satu bagian atau satu hal yang memang harus jadi concern kita semua. Kepunahan gajah yang sudah di depan mata ini harus kita antisipasi, karena bila itu terjadi pasti ada dampaknya bagi kehidupan manusia juga," jelas dia.
Ia menyakini dengan keterlibatan Parfi 56 dan para pegiat seni peran di dalamnya tentu bisa memberikan dampak besar dalam menumbuhkan kepekaan masyarakat terhadap isu krusial ini.
"Asal untuk hal positif, apapun yang bisa kita bantu ya kita support," tutup dia. Berbagai upaya yang dilakukan ini, sambung dia, diharapkan dapat menjaga kelestarian gajah Asia di Indonesia dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas agar dapat hidup bersama menghargai keberadaan para gajah di habitat mereka.