Profil
Balkan Kaplale
Drs. Balkan Kaplale adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk masa tugas tahun 2004 hingga 2009. Mewakili fraksi Partai Demokrat, Balkan ditugaskan di komisi X, yaitu komisi yang mengurusi bidang pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata dan kesenian.
Sebelum menjadi anggota dewan, Balkan memiliki latar belakang pekerjaan sebagai pendidik. Tercatat sejak tahun 1975 beliau telah menjadi guru di SMK Negeri 18 Jakarta, kemudian menjadi Kepala SMP PGRI 31 Jakarta, Kepala SMA Kartika KODAM Jaya dan menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Pendidikan Putra Satria sejak tahun 1992.
Pengalaman berorganisasi Balkan cukup banyak. Dimulai dengan menjadi Ketua KAMI Yogyakarta pada tahun 1966, ketika mulai kuliah di kota tersebut. Di Jakarta, Balkan dipercaya menjadi Ketua PGRI Kebayoran Lama tahun 1976, kemudian menjadi anggota DPD Golkar Jakarta Selatan tahun 1982, menjabat sebagai Wakil Ketua MDI Jakarta di tahun 1982 dan menjadi Ketua Umum DPP PMB sejak tahun 1998.
Nama Balkan mendadak banyak dibicarakan ketika RUU Pornografi sedang digodok untuk disahkan tahun 2008 lalu. Balkan dipercaya sebagai Ketua Panitia Khusus RUU Pornografi, dan rancangan undang-undang ini menuai banyak pro dan kontra dari masyarakat. Namun bukan itu yang menjadikan Balkan terkenal, sayangnya Balkan banyak dibicarakan karena ucapannya yang dinilai rasis pada saat Uji Publik RUU Pornografi di Yogyakarta tahun 2008. Acara dengar pendapat tersebut menjadi panas ketika seorang peserta forum dari Papua menyampaikan usulnya agar RUU Pornografi tidak disahkan; dengan alasan, RUU ini tidak memberi ruang bagi kaum minoritas dan membuat negara Indonesia seakan-akan hanya milik sekelompok orang. Saat itu Albert, peserta forum tersebut, menyatakan 'jika RUUP disahkan, lebih baik Papua melepaskan diri saja karena tidak diperlakukan dengan adil'.
Usulan ini ditanggapi Balkan dengan ucapan 'Jangan begitu dong ah..overdosis..tak usah ngapain keluar dari NKRI. Timor-Timur aja perdana menterinya kemarin mengadu ke Komisi 10, nangis-nangis, rakyatnya miskin sekarang. Betul, belajarlah ke Ambon, saya kebetulan dari Saparua loh. Kalau mendengar begini tersinggung! Belajar baik-baik dari Jawa! Belajarlah baik-baik! Kalau perlu kau ambil orang Solo supaya perbaikan keturunan!"
Penjelasan yang disampaikan dengan suara keras dan membentak itu langsung memicu reaksi dari beberapa peserta forum dan para wartawan. Mereka meneriakkan 'Rasis! DPR rasis!'. Selain itu, pada tahun 2006 Balkan Kaplale juga dianggap telah melakukan kebohongan publik atas pernyataannya di media massa yang menyebabkan kerancuan di masyarakat. Tindakan ini membuat 10 anggota Pansus RUU Antipornografi membuat pernyataan penolakan terhadap Balkan Kaplale, selaku Ketua Pansus RUU.
Riset dan analisa oleh Somya Samita