Profil
Budi Hardjono
Budi Hardjono lahir pada tanggal 3 September 1939 di Pacitan, Jawa Timur. Karir politik bapak 2 anak ini dimulai dari sebuah partai politik yang cukup ternama di tanah airnya, Partai Demokrasi Indonesia. Di awal terbentuknya partai ini, suami Wido Retno ini berperan sebagai Kepala Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat di partai tempat ia bernaung.
Selang beberapa tahun setelah membuktikan kinerja dan komitmennya pada partai, politikus kelahiran Pacitan ini dinobatkan menjadi ketua umum Partai Demokrasi Indonesia pada 1999.
Politikus yang dikenal sabar dan gemar membantu orang lain ini menghembuskan nafas terakhirnya di usia 64 tahun. Di akhir masa hidupnya, mertua dari H.Andredan ini masih saja memikirkan partai yang pernah dipimpinnya tersebut. Hal ini lebih-lebih ditunjukkannya pada saat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) bergabung dengan Partai Nasional Marhaeni (PNM).
Pada proses penggabungan tersebut, politikus yang mempunyai tempat kelahiran yang sama dengan presiden ke-6 Indonesia ini berusaha keras untuk menghantarkan teman-temannya yang berasal dari Partai Nasional Marhaeni untuk dapat ikut serta dalam pemilu tahun 2004.
Ketua umum Partai Demokrasi Indonesia ini menutup usia pada 3 September 2003. Kegigihannya berkiprah dalam dunia politik tanah air dipaksa menyerah akibat penyakit stroke yang diderita sejak Agustus 2003 dan tidak kunjung membaik semenjak Hardjono mengidap penyakit tersebut.
Keadaan yang semakin kritis membuat politikus yang pernah mendesak aparat keamanan untuk memberlakukan asas keadilan dalam pemeriksaan Kasus 27 Juli 1996 ini tidak dapat bertahan dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir di sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta, RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina). Saat menutup mata untuk selamanya, bapak kelahiran 1939 ini meninggalkan seorang istri, 2 orang anak dan seorang menantu.
Riset dan Analisis : Meilia Hardianti