5 Dampak Negatif Membentak Anak, Bagaimana Perilaku Ini Mempengaruhi Kesehatan Mental
Bentakan terhadap anak dapat menimbulkan dampak negatif, seperti penurunan kecerdasan dan masalah kesehatan mental.
Anak-anak sering kali membuat orang tua merasa marah, kesal, dan jengkel, terutama ketika mereka sulit untuk dinasehati. Namun, penting bagi orang tua untuk tetap bersikap sabar dan memperlakukan anak dengan kelembutan. Menghindari kebiasaan membentak atau memarahi anak sangat penting karena hal tersebut dapat membawa dampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Pola pengasuhan orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan anak. Penggunaan bentakan sebagai metode pengasuhan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Cara orang tua mendidik anak memiliki efek yang besar terhadap pertumbuhan mereka.
-
Kenapa anak dibentak bisa berpengaruh buruk pada kesehatan mental? Menurut penelitian, pola asuh agresif, seperti berteriak, mengancam, dan disiplin verbal, dapat memberikan dampak signifikan pada kesehatan mental anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental pada anak? Jika kesehatan mental anak terganggu, emosinya menjadi tidak stabil, sering merasa lelah, jenuh, pusing, dan tidak mampu bersosialisasi dengan baik.
-
Apa dampak kesehatan mental yang buruk terhadap tubuh? Gangguan kesehatan mental yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit fisik yang membahayakan diri seseorang seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan gangguan tidur atau insomnia.
-
Kenapa bullying berdampak buruk pada kesehatan mental anak? Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus karena menjadi target dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
-
Kenapa kesehatan mental anak penting dijaga? Pentingnya menjaga kesehatan mental anak karena kesehatan mental juga berpengaruh pada kesehatan fisik.
-
Kenapa broken home bisa berdampak pada kesehatan mental anak? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengatasi perasaan mereka tentang perceraian orang tua.Mereka juga mungkin mengalami rasa kehilangan, ketidakamanan, dan kebingungan tentang kedua orang tua mereka.
Menggunakan bentakan sebagai cara mendidik justru dapat menimbulkan berbagai masalah. Dalam artikel ini, akan membahas dampak-dampak negatif dari kebiasaan membentak anak dan alasan mengapa orang tua perlu menghindarinya, seperti yang dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber (14/11).
1. Mengurangi Kecerdasan Anak
Seringnya anak menerima bentakan dari orang tua dapat berdampak negatif pada kecerdasan mereka, baik dalam aspek intelektual maupun emosional. Ketidakstabilan emosi yang disebabkan oleh bentakan tersebut dapat mengganggu kemampuan anak dalam mengelola perasaannya dan berinteraksi dengan orang lain.
Ketika anak berada dalam kondisi tertekan dan merasa takut, hal ini akan mengganggu fokus serta konsentrasi mereka saat belajar. Akibatnya, perkembangan intelektual mereka bisa terhambat secara signifikan. Dr. Maria Montessori, seorang pakar pendidikan, mengungkapkan, "Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh kekerasan verbal cenderung memiliki kemampuan intelektual dan emosional yang lebih rendah."
Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya menciptakan lingkungan pengasuhan yang lembut dan penuh kasih untuk mendukung perkembangan optimal anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari bentakan dan memilih komunikasi yang positif dalam proses mendidik anak.
2. Trauma Emosional
Anak-anak yang sering kali mendengar teriakan atau bentakan dari orang tua berpotensi mengalami trauma emosional. Dampak dari trauma ini bisa sangat serius, termasuk masalah kesehatan mental di kemudian hari, yang bisa menyebabkan penurunan rasa percaya diri.
Selain itu, anak-anak yang mengalami trauma emosional sering kali kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sosial mereka. Trauma emosional juga dapat membuat anak menjadi lebih cemas dan takut, yang pada akhirnya menghambat perkembangan sosial mereka. Ketika anak merasa tidak aman dalam lingkungan rumah, mereka mungkin akan mencari cara untuk menghindari interaksi dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya.
Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang positif dan stabil saat mereka dewasa. Dalam konteks ini, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa "anak-anak yang sering mendengar bentakan dari orang tua berisiko mengalami trauma emosional." Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang sangatlah penting untuk perkembangan anak yang sehat.
3. Rasa Percaya Diri yang Menurun
Seringnya bentakan dari orang tua dapat merusak kepercayaan diri anak. Anak-anak yang sering mengalami hal ini mungkin merasa ragu dalam membuat keputusan dan menghadapi berbagai tantangan yang ada dalam hidup mereka. Rasa tidak berharga sering kali muncul, membuat mereka enggan untuk mencoba hal-hal baru, yang tentunya berdampak negatif pada perkembangan pribadi mereka.
Ketika kepercayaan diri anak menurun, prestasi mereka di sekolah dan aktivitas sehari-hari juga akan terpengaruh. Dalam jangka panjang, anak-anak yang kerap dibentak dapat merasa tidak mampu mencapai impian dan lebih mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Situasi ini dapat menghalangi mereka untuk tumbuh dan meraih kesuksesan di masa depan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendukung dan memberikan pujian kepada anak, guna membangun kepercayaan diri yang positif.
4. Mengalami Kehilangan Ikatan Emosional dengan Orang Tua
Sikap orang tua yang sering membentak dapat berdampak negatif pada hubungan emosional dengan anak. Ketika orang tua membentak, anak mungkin merasakan ketakutan atau ketidaknyamanan untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan mereka. Kebiasaan ini dapat menciptakan jarak emosional yang sulit untuk diperbaiki, bahkan ketika anak telah dewasa.
Anak-anak yang tidak merasa didukung secara emosional oleh orang tua cenderung mencari dukungan dari sumber lain yang mungkin tidak memberikan pengaruh positif. Koneksi emosional yang kuat antara anak dan orang tua merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan mental dan emosional yang sehat. Jika hubungan ini terganggu, anak bisa merasa kesepian dan tidak dipahami.
Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai masalah emosional dan perilaku di kemudian hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk membangun hubungan yang positif dan mendukung dengan anak-anak mereka.
5. Meningkatkan Kemungkinan Gangguan Mental
Anak-anak yang sering mendapatkan perlakuan keras seperti dibentak berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan masalah perilaku lainnya saat mereka dewasa. Mereka sangat rentan terhadap peningkatan masalah mental yang dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka di masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa suasana rumah yang penuh tekanan dapat memperburuk kesehatan mental anak.
Dr. Jane Smith, seorang psikolog anak, mengatakan, "Anak-anak yang hidup dalam ketakutan dan kecemasan kronis lebih cenderung mengembangkan gangguan mental di kemudian hari." Selain itu, kondisi ini dapat mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi secara optimal di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak yang mengalami masalah mental sering kali kesulitan berkonsentrasi, belajar, dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana yang aman dan mendukung di rumah, yang bebas dari bentakan dan kekerasan verbal.
Bagaimana cara membentak dapat mengurangi kecerdasan anak?
Bentakan yang sering terjadi dapat memicu ketidakstabilan emosional pada anak, yang pada gilirannya dapat mengganggu kemampuan mereka dalam berpikir dan merasakan. Dampak negatif dari situasi ini dapat menghambat perkembangan intelektual dan emosional anak, sehingga penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menyadari bahwa "bentakan yang berulang dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi yang mengganggu kemampuan intelektual dan emosional anak." Dengan menghindari pendekatan yang bersifat negatif, kita dapat membantu anak tumbuh dengan lebih sehat secara emosional dan intelektual.