Perlu Dihindari Orangtua, Ketahui Dampak dari Membentak dan Meneriaki Anak
Banyak orangtua yang membentak dan meneriaki anak untuk mendisiplinkan buah hati. Hal ini ternyata perlu dihindari dan bisa berdampak buruk pada buah hati.
Banyak orangtua yang membentak dan meneriaki anak untuk mendisiplinkan buah hati. Hal ini ternyata perlu dihindari dan bisa berdampak buruk pada buah hati.
-
Apa saja akibat jika orangtua sering marah? Menurut penelitian, orangtua yang sering mengekspresikan kemarahan kepada anak dapat mengakibatkan anak tumbuh dengan perasaan takut dan rendah diri.
-
Apa saja dampak buruk membentak anak? Tidak hanya berdampak pada perilaku nakal, penggunaan kata kasar, dan penolakan untuk menerima kesalahan, tetapi dampak mentalnya juga bervariasi. Anak-anak yang sering diteriaki dapat mengalami masalah perilaku jangka pendek, seperti agresif, gejala kecemasan, dan perilaku bermasalah. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak jangka panjangnya.
-
Siapa yang kena dampak buruk dari membentak anak? Anak-anak yang sering dibentak cenderung mengalami gangguan kecemasan, kurang percaya diri, kesulitan bersosialisasi, dan bahkan bisa menjadi pembully. Terlebih lagi, beberapa anak dapat mengalami depresi sebagai respons terhadap bentakan yang terus-menerus.
-
Kapan bentakan orang tua bisa membuat anak takut? Ketika orang tua membentak, anak mungkin merasakan ketakutan atau ketidaknyamanan untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan mereka.
-
Mengapa sering membentak anak bisa berpengaruh buruk pada mental mereka? Anak-anak yang sering kali mendengar teriakan atau bentakan dari orang tua berpotensi mengalami trauma emosional. Dampak dari trauma ini bisa sangat serius, termasuk masalah kesehatan mental di kemudian hari, yang bisa menyebabkan penurunan rasa percaya diri.
-
Apa saja dampak pertengkaran orangtua? Pertengkaran dapat menimbulkan rasa tidak aman, mempengaruhi hubungan antara orangtua dan anak, serta menciptakan lingkungan yang penuh stres.
Perlu Dihindari Orangtua, Ketahui Dampak dari Membentak dan Meneriaki Anak
Membentak dan meneriaki anak sering kali dianggap sebagai cara instan untuk menghentikan perilaku buruk mereka. Namun, praktik ini sebenarnya dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius pada anak.
Orangtua mungkin membentak anak ketika mereka merasa lelah, kewalahan, atau marah. Dalam kondisi seperti ini, tugas-tugas kecil yang biasanya bisa diabaikan menjadi sangat mengganggu.
Dilansir dari Mom Junction, menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Centre, 41 persen orangtua merasa lelah dan 29 persen merasa stres sepanjang waktu. Kondisi ini membuat frustrasi dan berujung pada tindakan membentak anak sebagai pelampiasan sementara dari ketidaknyamanan mereka. Ketahui dampak psikologis dari membentak anak ini terhadap perkembangan mereka.
Perilaku Anak Menjadi Lebih Buruk
Membentak anak mungkin membuat mereka berhenti sementara dari perilaku yang tidak diinginkan, tetapi ini hanya solusi jangka pendek. Sebaliknya, anak akan mencari cara lain untuk menarik perhatian atau mengekspresikan dirinya, yang mungkin lebih berbahaya.
Siklus ini dapat berulang, dan ketika anak semakin besar, mereka cenderung tidak mendengarkan perintah orangtua yang disampaikan dengan teriakan. Membentak juga dapat memicu agresi pada anak, karena mereka merasa perlu membela diri.
Perubahan pada Otak
Membentak dapat memicu perubahan signifikan pada otak yang sedang berkembang.
"Membentak merupakan hasil dari sejumlah emosi negatif. Pikiran negatif ini bisa berdampak buruk terhadap otak anak," kata Dr. Neha Mehta, MD. Otak manusia cenderung lebih mudah mengingat dan memproses pikiran negatif dibandingkan positif. Oleh karena itu, sering dibentak dapat menyebabkan perubahan struktural pada otak anak.
Menimbulkan Depresi
Anak yang sering dibentak cenderung memiliki harga diri yang rendah dan kurang percaya diri.
Mereka merasa tidak mampu melakukan banyak hal dengan baik, yang mengakibatkan citra diri yang buruk. Ini dapat berlanjut hingga dewasa, di mana mereka mungkin mengalami depresi.
"Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri," jelas Dr. Mehta.
Dampak Kesehatan Fisik
Membentak dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan pada anak, yang mempengaruhi kesehatan fisik mereka. Beberapa anak mungkin mengalami masalah kesehatan jangka panjang seperti arthritis, sakit punggung dan leher, serta sakit kepala yang parah. Kondisi ini bisa terbawa hingga dewasa, membuat hidup mereka lebih sulit.
Mekanisme Koping yang Tidak Sehat
Membentak secara terus-menerus menghambat komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Anak kesulitan mengekspresikan emosinya dan mengembangkan keterampilan sosial yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan mekanisme koping yang maladaptif, seperti menarik diri atau menjadi agresif. Tantangan ini berlanjut hingga dewasa, mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional mereka.
Merusak Ikatan Orangtua dan Anak
Membentak secara reguler dapat merusak ikatan antara orangtua dan anak, menciptakan rasa tidak aman yang berlanjut hingga dewasa. Hal ini menghambat kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat.
"Sering membentak bisa merusak hubungan antara orangtua dan anak serta menimbulkan perasaan insecure hingga masa dewasa," kata Dr. Mehta.
Mengatasi perilaku anak mungkin dilakukan tanpa harus membentak mereka. Sejumlah cara seperti menjaga emosi, melakukan penguatan positif, berkomunikasi secara terbuka, serta menerapkan batasan bisa menjadi cara efektif dalam melakukannya.
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika Anda merasa kewalahan. Dukungan dari orang lain dapat memberikan perspektif dan strategi baru untuk menghadapi tantangan sebagai orangtua.