Tiga Masjid Ikonik di Jakarta, Menelusuri Sejarah dan Budaya Islam yang Mendalam
Tiga masjid yang dianggap ikonik di Jakarta adalah Masjid Amir Hamzah yang terletak di Taman Ismail Marzuki (TIM), Masjid Cut Meutia, dan Masjid Sunda Kelapa.

Masjid Amir Hamzah yang terletak di Taman Ismail Marzuki (TIM), Masjid Cut Meutia, serta Masjid Sunda Kelapa dianggap sebagai tiga masjid yang paling ikonik di Jakarta. Ketiga masjid ini tidak hanya memiliki nilai sejarah yang mendalam, tetapi juga mencerminkan perjalanan budaya Islam yang kaya, serta tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini.
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 2025 (1446 H), AQUA menyelenggarakan tur ke ketiga masjid ikonik tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat mengenang kembali dan menggali lebih dalam mengenai cerita dan sejarah masjid-masjid yang menjadi simbol budaya Islam di Jakarta, termasuk semangat untuk terus berinovasi serta menjaga relevansi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan jemaah masa kini.
"Lewat kegiatan ini, kami ingin mengajak untuk mengingat kembali cerita-cerita menarik, nilai-nilai kebaikan dan kebijakan yang tercermin dalam sejarah, arsitektur, dan tokoh-tokoh agama yang ada di dalam masjid-masjid ikonik ini. Seperti halnya masjid-masjid yang kita kunjungi, AQUA yang telah lebih dari 50 tahun menjadi bagian dari perjalanan umat Muslim di Indonesia juga terus berkomitmen untuk menemani kebutuhan hidrasi halal, thayyib, dan 100% murni bagi para jemaah dan masyarakat Indonesia secara luas dari masa ke masa," ujar Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber pada, Senin(24/3/2025).
Masjid memiliki Peran Penting dalam Kehidupan Masyarakat

Masjid-masjid ini berperan penting dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia, serta membentuk identitas dan spiritualitas masyarakat. Salah satu contohnya adalah Masjid Sunda Kelapa, yang didirikan sebagai wujud kerinduan umat Islam di daerah Menteng, yang dulunya merupakan wilayah pemukiman Belanda, untuk beribadah.
Seiring berjalannya waktu, Masjid Sunda Kelapa menjadi salah satu yang pertama dalam mengintegrasikan ibadah, perekonomian, dan pendidikan.Konsep inovatif ini kemudian diadopsi oleh masjid-masjid lainnya yang terus beradaptasi dengan kebutuhan jemaah yang berubah, termasuk menyelenggarakan berbagai acara keagamaan yang menarik bagi generasi muda.
Contohnya adalah Ramadhan Jazz Festival yang diadakan di Masjid Cut Meutia sejak tahun 2011, yang berhasil mengemas nilai-nilai keislaman dalam bentuk musik jazz yang digemari oleh anak muda di Jakarta. Selain itu, Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki dengan desain yang estetik dan futuristik juga sering dijadikan tempat berkumpul bagi seniman dan budayawan.
Sejarawan J.J. Rizal menekankan betapa pentingnya masjid dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia. Ia menyatakan, "Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Muslim, tapi masjid juga memiliki peran penting sebagai pusat kebudayaan, pendidikan, dan simbol perjuangan masyarakat. Selama ini masjid sebagai pusat berkumpulnya umat Muslim telah menjadi salah satu unsur terpenting dalam perkembangan budaya dan peradaban Islam di Indonesia." Pernyataan ini menunjukkan bahwa masjid memiliki banyak fungsi selain sebagai tempat beribadah.
Lebih lanjut, Rizal menjelaskan bahwa "Masjid-masjid ini bukan hanya simbol spiritualitas umat Islam, tetapi juga mencerminkan perjalanan panjang sejarah Indonesia, baik dari segi arsitektur, tokoh-tokoh agama, maupun kontribusinya terhadap masyarakat." Ia menambahkan bahwa setiap masjid menyimpan kisah-kisah perjuangan dan pengabdian yang sangat berharga. "Dalam setiap sudut masjid ini, terukir cerita perjuangan, pengabdian, dan keagungan yang patut untuk dilestarikan, dari generasi ke generasi," tutupnya. Dengan demikian, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai warisan budaya yang perlu dijaga dan dihargai oleh masyarakat.