Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Christian Hadinata

Profil Christian Hadinata | Merdeka.com

Christian Hadinata adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia merupakan legenda yang mampu mengukir prestasi internasional, baik sebagai pemain, pelatih, maupun saat ini sebagai pengurus Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia.

Christian belum tertarik kepada bulu tangkis sampai ia berusia 16 tahun. Setelah lulus SMA, ia diajak kakaknya untuk tinggal di Bandung dan diajak sang kakak untuk bermain bulu tangkis. Christian pun masuk ke klub Mutiara untuk mengasah kemampuan bermain bulu tangkisnya.

Prestasi emas Christian dicetak pertama kali tahun 1971 sebagai pemain ganda putra dan ganda campuran. Di ganda putra, ia berpasangan dengan Atik Jauhari menjadi juara nasional. Sedangkan di ganda campuran menjadi juara Asia berpasangan dengan Retno Kustijah. Selanjutnya, dengan berganti-ganti pasangan, Christian dapat mencapai prestasi terbaik seperti dengan Ade Chandra, menjuarai Asian Games 1978, All England 1972 dan 1973, serta juara dunia 1980. Bersama Boby Ertanto, juara di All England 1983 dan Indonesia Terbuka 1984. Dengan Lius Pongoh, menang di Jepang Terbuka 1981. Berpasangan dengan Imelda Wiguna, memenangi All England 1979 dan juara dunia 1980. Main bersama Ivana Lie, berjaya di Asian Games 1982, Indonesia Terbuka 1984, dan Piala Dunia 1985. Sepanjang enam kali memperkuat Tim Piala Thomas (1972-1986), Christian bersama pasangannya (siapa pun dia) selalu merebut poin. Bahkan di ajang beregu itu Christian pernah berjodoh dengan Hadibowo dan Liem Swie King.

Pada tahun 1986 atau dalam usia 37 tahun, Christian pensiun sebagai pemain. Usia 37 adalah usia yang cukup tua untuk ukuran atlet bulu tangkis, di mana hanya atlet tertentu yang rajin menjaga penampilan saja mampu bertahan di usia setua itu. Setelah pensiun, Christian pun beralih menjadi pelatih. Dari tangannyalah lahir pasangan-pasangan bulu tangkis bermutu, seperti Ricky Achmad Subagdja/Rexy Mainaky, Gunawan/Bambang Suprianto, dan Denny Kantono/Antonius. Christian juga ikut membentuk Candra Wijaya/Sigit Budiarto, Tony Gunawan/Halim Haryanto, yang dengan kombinasi pasangannya telah merebut emas di Olimpiade 2000 dan dua gelar juara dunia, tahun 1997 dan 2001, serta memberi fondasi yang kuat bagi pemain-pemain muda saat ini.

Suami dari Yoke Anwar ini sempat menerima penghargaan tertinggi di dunia bulu tangkis, Hall of Fame, pada Piala Thomas 2002 lalu oleh Badminton World Federation. Ia merupakan orang ketiga yang menerima penghargaan tersebut setelah Rudy Hartono dan Dick Sudirman.

Christian yang kadang disapa dengan julukan Koh Chris ini dikenal sebagai sosok yang berkemauan keras dan tidak pernah puas. Ia merasa masih ada gap antara pemain putra dan putri dengan kekuatan yang tidak merata, sehingga sulit bagi tim bulu tangkis nasional untuk bisa kembali berjaya seperti di eranya dulu. Oleh sebab itu ia tetap berusaha aktif dan kritis sebagai pengurus PBSI sampai saat ini.