Ahli Ungkap Jumlah Stasiun Luar Angkasa yang Dibangun Negara-Negara Besar, Ini Fungsinya
Saat ini, hanya ada satu stasiun luar angkasa yang beroperasi penuh.

Stasiun luar angkasa telah menjadi bagian penting dari eksplorasi antariksa dan penelitian ilmiah. Hingga saat ini, hanya ada satu stasiun luar angkasa yang beroperasi secara penuh dan dapat dihuni secara permanen, yaitu Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
ISS merupakan hasil kolaborasi internasional yang melibatkan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, Kanada, dan Jepang. Pembentukan ISS menunjukkan betapa pentingnya kerjasama global dalam menghadapi tantangan eksplorasi luar angkasa.
Selain ISS, sejarah mencatat bahwa ada beberapa stasiun luar angkasa lainnya yang pernah beroperasi. Di antara yang paling terkenal adalah stasiun-stasiun Salyut milik Uni Soviet dan stasiun Mir. Stasiun-stasiun ini memainkan peranan penting dalam pengembangan teknologi antariksa dan penelitian ilmiah pada masanya. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan, banyak dari stasiun-stasiun tersebut telah dinonaktifkan atau dideorbitkan.
China juga tidak ketinggalan dalam pengembangan stasiun luar angkasa. Negara ini telah membangun dan mengoperasikan stasiun luar angkasa Tiangong, dengan Tiangong-3 yang saat ini beroperasi. Tiangong merupakan upaya China untuk berkontribusi dalam penelitian luar angkasa dan menunjukkan kemampuan teknologi antariksa mereka. Meskipun Tiangong beroperasi secara independen, keberadaannya menambah keragaman dalam ekosistem stasiun luar angkasa global.
Stasiun Luar Angkasa Terbesar
ISS adalah stasiun luar angkasa terbesar yang pernah dibangun dan merupakan hasil kolaborasi internasional yang unik. Stasiun ini telah beroperasi sejak tahun 1998 dan menjadi rumah bagi para astronot dari berbagai negara. ISS menyediakan fasilitas untuk penelitian ilmiah yang mencakup berbagai bidang, mulai dari biologi hingga fisika, dan memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan eksperimen di lingkungan mikrogravitasi.
ISS dirancang untuk beroperasi selama beberapa dekade, namun saat ini direncanakan untuk dideorbitkan pada awal tahun 2030-an. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan penelitian luar angkasa dan apa yang akan terjadi setelah ISS tidak lagi beroperasi.
Beberapa negara telah mulai merencanakan pembangunan stasiun luar angkasa baru untuk menggantikan ISS dan melanjutkan penelitian di luar angkasa.
Selain ISS, terdapat beberapa stasiun luar angkasa yang telah beroperasi di masa lalu. Stasiun Salyut, yang dibangun oleh Uni Soviet, adalah salah satu yang paling awal. Salyut terdiri dari serangkaian stasiun yang berfungsi untuk penelitian dan pengembangan teknologi antariksa.
Stasiun Mir, yang juga dibangun oleh Uni Soviet, beroperasi dari tahun 1986 hingga 2001 dan menjadi stasiun luar angkasa pertama yang dapat dihuni secara permanen. Mir menjadi simbol keberhasilan program luar angkasa Soviet dan menjadi tempat bagi banyak astronot untuk melakukan penelitian.
Dengan kemajuan teknologi, stasiun-stasiun luar angkasa yang lebih modern mulai dikembangkan. Tiangong, stasiun luar angkasa yang dibangun oleh China, adalah contoh dari inovasi baru dalam eksplorasi luar angkasa. Tiangong-3 saat ini beroperasi dan menjadi platform bagi penelitian ilmiah. Keberadaan Tiangong menunjukkan bahwa banyak negara kini berinvestasi dalam program luar angkasa mereka sendiri.
Masa Depan Stasiun Luar Angkasa
Dengan hanya satu stasiun luar angkasa yang beroperasi secara permanen saat ini, perhatian dunia tertuju pada masa depan eksplorasi luar angkasa. ISS, sebagai stasiun luar angkasa utama, akan segera memasuki fase akhir operasinya. Oleh karena itu, banyak negara dan organisasi sedang merencanakan pembangunan stasiun luar angkasa baru untuk melanjutkan penelitian dan eksplorasi.\
Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak stasiun luar angkasa yang beroperasi, baik secara independen maupun dalam bentuk kerjasama internasional. Pertanyaan mengenai bagaimana stasiun-stasiun ini akan berfungsi dan berkontribusi pada penelitian ilmiah masih menjadi bahan diskusi di kalangan ilmuwan dan peneliti.
Dengan perkembangan teknologi antariksa yang terus berlanjut, kita dapat berharap untuk melihat inovasi baru yang akan membawa manusia lebih dekat ke luar angkasa. Stasiun luar angkasa akan terus menjadi bagian integral dari eksplorasi dan penelitian, membuka jalan bagi penemuan baru yang dapat mengubah pemahaman kita tentang alam semesta.