Diklaim Akurat, WHO Rekomendasikan Dua Alat Tes Covid-19 untuk Situasi Darurat
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dua alat tes Covid-19, genesig Real-Time PCR Coronavirus (Covid-19) dan cobas SARS-CoV-2 Qualitative assay for use on the cobas® 6800/8800 Systems, ke dalam daftar alat uji darurat atau Emergency Use Listing (EUL), karena peralatan itu dianggap akurat mendeteksi penyebab penyakit, virus SARS-CoV-2.
Daftar alat uji yang telah masuk dalam sistem EUL dapat menjadi panduan bagi otoritas kesehatan di negara-negara mitra, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan lembaga penanggulangan Covid-19 lainnya untuk membeli atau melakukan pengadaan alat uji Covid-19, demikian keterangan WHO dalam pernyataan resminya.
"Dengan masuknya dua alat ini dalam daftar penggunaan darurat memungkinkan banyak negara untuk meningkatkan kapasitas tes dengan kualitas yang terjamin (akurat, red)," kata Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Obat-Obatan dan Produk Kesehatan, Dr Mariangela Simao lewat pernyataan tertulis di laman resmi WHO sebagaimana dikutip Antara, Rabu (8/4).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Bagaimana WHO meneliti smartphone? Penelitian sistematis terbaru ini menggunakan data yang jauh lebih besar dan komprehensif dibandingkan dengan yang dianalisis oleh IARC pada tahun 2011.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana proses tes kesehatan capres? Proses ini terdiri dari beberapa tahap, termasuk anamnesis (pengumpulan riwayat kesehatan), pemeriksaan jiwa dan adiksi NAPZA, serta pemeriksaan fisik oleh berbagai spesialis medis seperti penyakit dalam, jantung, paru-paru, bedah, neurologi, mata, dan banyak lainnya.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
Buatan Inggris dan Amerika
Dalam pernyataan tertulis WHO, genesig Real-Time PCR Coronavirus (Covid-19) merupakan alat uji Covid-19 buatan Primerdesign, perusahaan bio-teknologi asal Inggris yang menciptakan banyak produk uji PCR (Polymerase chain reaction) secara langsung (real time) dan kuantitatif.
Alat itu, menurut WHO, dapat digunakan dalam laboratorium dengan kapasitas pengujian sampel yang moderat atau menengah.
Sementara itu, cobas SARS-CoV-2 Qualitative assay for use on the cobas 6800/8800 Systems, merupakan alat uji buatan Roche, perusahaan bio-teknologi asal Amerika Serikat, cocok digunakan di laboratorium yang berukuran dan berkapasitas lebih besar.
Dua alat itu telah lolos rangkaian pemeriksaan dan tes dari sejumlah ahli WHO yang telah mencari alat uji Covid-19 untuk situasi darurat sejak akhir Januari tahun ini. Lewat pengumuman mengenai EUL secara terbuka, WHO mengundang perusahaan bioteknologi untuk mengirim proposal mengenai alat ujinya agar dapat ditelaah lebih jauh oleh pakar dari WHO.
Prosedur EUL
EUL merupakan prosedur yang ditetapkan WHO untuk mempercepat pengadaan alat uji Covid-19 di tengah situasi darurat kesehatan.
"Langkah itu ditujukan untuk membantu lembaga pengadaan dan negara-negara mencari alat yang akurat di tengah banyaknya pilihan yang tersedia. Proses pemeriksaan yang dilakukan membuat kualitas dan performa produk terjamin baik," ujar WHO lewat pernyataan tertulisnya.
Sejak Covid-19 mewabah pertama kali di Kota Wuhan, China pada akhir tahun lalu, sampai hari ini WHO mencatat kasus positif telah ditemukan pada 1.317.130 di 202 negara dan wilayah. Dari total pasien, 74.304 di antaranya meninggal dunia, sementara lebih dari 300.000 pasien dinyatakan sembuh.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPentingnya indikator untuk menentukan apakah negara sudah masuk dalam kondisi darurat.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca Selengkapnya"Dalam anggaran penyelenggara pemilu itu ada anggaran pemilu untuk situasi Covid," kata Hasyim
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca Selengkapnya