Ilmuwan Ungkap Lumba-Lumba Saling Lempar Senyum Satu Sama Lain, Ini Tujuannya
Tidak hanya manusia, lumba-lumba juga punya kebiasaan saling lempar senyum dengan sesamanya.
Senyum dapat menjadi cara yang efektif bagi manusia untuk menghindari kesalahpahaman. Menariknya, penelitian terbaru mengungkapkan lumba-lumba hidung botol juga menerapkan strategi serupa saat berinteraksi satu sama lain.
Dilansir CNN, Rabu (9/10), studi yang dipublikasikan dalam jurnal iScience menemukan bahwa lumba-lumba menunjukkan ekspresi mulut terbuka yang menyerupai "senyuman" saat bermain.
-
Mengapa lumba-lumba sering tersenyum saat bermain? Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumba-lumba sering tersenyum ketika berinteraksi dengan teman bermainnya. Kebanyakan senyuman tersebut dibalas oleh teman bermainnya, yang menunjukkan adanya komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa berujung pada pertengkaran.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang lumba-lumba? Tim ilmuwan dari Italia dan Prancis melakukan penelitian terhadap 11 lumba-lumba di Zoomarin, Roma, dan 11 lumba-lumba di Planete Sauvage, Prancis.
-
Apa yang diteliti tentang lumba-lumba? Penelitian ini dilakukan saat lumba-lumba bermain dengan sesamanya, pelatih manusia, dan diri mereka sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumba-lumba sering tersenyum ketika berinteraksi dengan teman bermainnya.
-
Bagaimana cara lumba-lumba berkomunikasi? Setiap lumba-lumba memiliki cara unik untuk mengenali satu sama lain, yaitu dengan suara yang mirip siulan. Suara siulan ini berbeda-beda antara satu lumba-lumba dengan yang lainnya. Mereka mampu mengingat 'nama' teman-temannya dan dapat mengenalinya meskipun terpisah selama beberapa dekade.
-
Siapa yang mengamati perilaku lumba-lumba? Sebuah studi di 2009 meneliti perilaku lumba-lumba hidung botol ini dan interaksinya dengan berbagai jenis kapal. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa antara tahun 2003 dan 2006, sebanyak 201 kelompok lumba-lumba diamati, tetapi hanya 44 di antaranya yang menunjukkan perilaku interaktif dengan perahu.
-
Apa yang unik dari lumba-lumba ini? Mamalia laut ini langka karena siripnya menyerupai jempol manusia.
Peneliti dari Italia dan Prancis mengamati 22 lumba-lumba di dua taman satwa, yaitu Zoomarine di Roma dan Plante Sauvage di Prancis. Hasil penelitian menunjukkan lumba-lumba hampir selalu "tersenyum" ketika berada di hadapan teman bermainnya, dan teman tersebut merespons dengan "senyuman" sekitar sepertiga dari waktu.
Hal ini menunjukkan, ekspresi ini mungkin berfungsi sebagai bentuk komunikasi yang dapat mencegah permainan mereka berubah menjadi konflik akibat kesalahpahaman. Namun, Heather Hill, seorang ahli komunikasi lumba-lumba dan profesor psikologi di St. Mary's University, Texas, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, memperingatkan untuk tidak menggeneralisasi perilaku ini secara berlebihan.
"Saya percaya lumba-lumba menunjukkan respons mulut terbuka saat bermain, dan itu tampak sebagai bentuk komunikasi. Namun, saya tidak merasa nyaman menyebutnya senyuman karena mereka juga menggunakan ekspresi mulut terbuka dalam berbagai konteks lainnya," ujarnya.
Signifikansi Komunikasi Lisan
Lumba-lumba terkenal karena sifatnya yang suka bermain. Mereka memiliki beragam cara untuk bersenang-senang, seperti melompat, berselancar, dan berpura-pura bertarung. Meskipun mereka dikenal sebagai hewan yang gemar bermain, ekspresi wajah mereka saat bermain belum pernah diteliti sebelumnya.
Penelitian ini menunjukkan, 92 persen ekspresi mulut terbuka terjadi ketika lumba-lumba bermain satu sama lain, bukan saat berinteraksi dengan manusia atau bermain sendirian. Ekspresi "senyuman" tidak terlihat saat mereka terlibat dalam interaksi agresif atau aktivitas santai seperti berenang paralel.
Selain itu, para peneliti juga menekankan pentingnya komunikasi vokal antar lumba-lumba selama bermain. Mereka berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana suara dan isyarat visual membantu lumba-lumba berkolaborasi dalam permainan sosial.
"Lumba-lumba memiliki salah satu sistem vokal paling kompleks di dunia hewan, namun suara juga bisa membuat mereka rentan terhadap predator," ungkap Livio Favaro, seorang ahli zoologi di Universitas Turin dan penulis utama studi ini.
Dalam penelitian ini, semua lumba-lumba yang diamati hidup dalam penangkaran. Hill menekankan, perilaku "senyuman" mungkin juga terjadi di alam liar, meskipun frekuensinya bisa lebih rendah karena lumba-lumba lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari makanan dan menghindari predator.
"Langkah berikutnya adalah menerapkan metodologi yang sama pada spesies liar dan mengamati perilaku mereka dalam konteks yang serupa," tambahnya.