Ini prediksi isi bocoran Wikileaks soal Erdogan dan kudeta Turki
Merdeka.com - Selepas kudeta militer Turki, Fethullah Gulen menjadi tertuduh utama dalang upaya makar. Selanjutnya Presiden Reccep Tayyip Erdogan mengerahkan semua sumber daya membersihkan orang-orang yang tak loyal padanya dari pemerintahan. Ribuan orang ditangkap, ratusan tewas. Semua analis politik memperkirakan Turki akan menjelang era baru: Birokrasi Turki paling Islami sejak jatuhnya Kekaisaran Ottoman.
Tiada angin, tiada hujan, tiba-tiba organisasi pembocor data Wikileaks mengumumkan keberhasilan mereka meretas server situs akparti.org.tr milik Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Partai Islamis ini adalah kendaraan politik Erdogan meraih kekuasaan.
Wikileaks sejak Selasa (19/7) merilis lebih dari 500 ribu dokumen serta 300 ribu surat elektronik anggota AKP. Data-data ini diumbar ke publik - menurut Wikileaks - agar masyarakat bisa memahami latar belakang kudeta militer akhir pekan lalu secara lebih akurat.
-
Siapa yang mundur karena data negara bocor? Kejadian tersebut menyebabkan Presiden Sistem Pensiun Jepang, Toichiro Mizushima mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Siapa yang dituduh melakukan kudeta? Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, berdasarkan bocoran rekaman audio yang diperoleh media Israel, Haaretz.
-
Siapa yang terancam diblokir Kominfo? Dari enam Online Travel Agent (OTA) yang terancam diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kabar terbarunya sudah ada tiga penyelenggara sistem elektronik (PSE) asing yang telah mendaftar.
-
Apa yang diselundupkan? Pria Ini Ketahuan Selundupkan 100 Ular Hidup di Celananya, Begini Cara Dia Menyimpannya Ratusan ular itu hendak diselundupkan ke China dari Hong Kong.
-
Siapa yang diduga sebagai sumber kebocoran data PDN? 'Kpd Yth @meutya_hafid pimpinan Komisi 1 DPR, kami mendapatkan data telak nan luar biasa bahwa kebocoran PDN diduga kuat berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022. Nama'y: Dicky Prasetya Atmaja. Dia bekerja di LintasArta. Dialah saksi mahkota, kok bisa? Thread! (``,)' tulisnya.
Wikileaks secara tidak langsung menggambarkan bahwa dengan atau tanpa kudeta militer, struktur politik Turki sudah sangat ruwet. Bocoran ribuan dokumen ini bisa menjelaskan konstelasi politik Turki di bawah kepemimpinan Presiden Reccep Tayyip Erdogan.
Pengumuman Wikileaks terkait bocoran data Partai Erdogan (c) 2016 Merdeka.com
"Bocoran data kami akan menolong sekaligus menyudutkan AKP," kata Wikileaks melalui akun Twitternya, seperti dilansir Aljazeera.
Pengamat intelijen Joshua Cook, yang menghubungi Sibel Edmonds selaku mantan intelijen di Turki, punya sedikit dugaan mengenai kemungkinan isi bocoran Wikileaks. Yakni pemaparan siapa yang kemungkinan bergerak paling awal punya ide melakukan kudeta.
Cook menilai selama ini kancah politik Turki dikuasai tiga kekuatan besar.
Faksi pertama tentu saja Erdogan dan AKP-nya yang menguasai parlemen, dengan dukungan luas di pedesaan Turki. Jaringan AKP di luar negeri paling dekat dengan kelompok Ikhwanul Muslimin yang tiga tahun lalu diberangus di Mesir. Di Indonesia, saudara ideologis AKP adalah Partai Keadilan Sejahtera.
Faksi kedua adalah kelompok nasionalis. Kelompok ini mengidolakan Mustafa Kemal Attaturk, sehingga kerap disebut Kemalis. Mereka ingin Turki tetap menjadi negara sekuler. Faksi nasionalis punya banyak simpatisan di militer, rakyat sipil kota besar, serta kelompok-kelompok usaha.
Faksi ketiga adalah jaringan Islam modern Fetullah Gulen. Sang ulama yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat sejak 1999 ini, oleh banyak rakyat Turki diyakini agen CIA. Dia dekat dengan banyak pejabat militer maupun petinggi birokrasi, baik yang sekuler maupun Islamis.
Ketika Gulen masih menjadi penasehat politik Erdogan, AKP sempat membiarkan banyak simpatisan Gulen mencari kader dari militer, universitas, hingga kantor-kantor pemerintahan. Hubungan Gulen-Erdogan retak pada 2013.
Cook cenderung sepakat bahwa Gulen memang aktor di balik upaya kudeta. Kendati demikian, AKP dan Erdogan tidak sepenuhnya bebas dari dosa. "Loyalis Gulen menuai karma setelah satu dekade lalu 'membersihkan' unsur militer untuk diisi kader-kader mereka," tulis surat kabar the Independent.
Data-data AKP berhasil diretas oleh Wikileaks seminggu sebelum terjadi kudeta pada Jumat (15/7) lalu. Awalnya dokumen tersebut akan dirilis beberapa bulan lagi. Belakangan situs pimpinan Julian Assange itu mempercepat jadwal rilis karena Rezim Erdogan menangkap ribuan orang yang diduga terlibat kudeta.
"Kami melihat kudeta serta seluruh kejadian yang menyusul di belakangnya merupakan hasil pertikaian faksi-faksi politik di Turki. Kami ingin menunjukkan data yang sebenar-benarnya," kata Wikileaks.
Situs pembocor itu langsung diserang oleh hacker setelah mengumumkan bocoran data partai penguasa Turki. Wikileaks mengaku
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK menemukan dokumen dan barang bukti elektronik dalam penggeledahan di gedung Kementerian Pertanian (Kementan) pada Jumat, 29 September 2023.
Baca SelengkapnyaJika ditilik dari akun X @bjorkanism, Bjorka berasal dari Polandia di Kota Warsawa.
Baca SelengkapnyaIrjen Pol Karyoto akhirnya buka suara soal kejelasan nasib kasus dugaan kebocoran data KPK perkara korupsi Kementerian ESDM
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kebocoran data pemilih merupakan keteledoran Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI
Baca SelengkapnyaEdy selaku pelapor berharap penyidik segera memeriksa Firli Bahuri bersama pengacaranya, Ian Iskandar selaku terlapor dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran memaparkan temuan beberapa skenario hitam.
Baca SelengkapnyaMenteri Tito menjelaskan anggaran-anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Pilkada
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menjelaskan data pemilih yang bocor merupakan data daftar pemilih tetap atau DPT
Baca SelengkapnyaBudi Arie pun menjamin, jika sistem informasi elektronik selama pesta demokrasi ini tetap aman dan terjamin.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mengaku segera mengecek informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca Selengkapnya