Jumlah korban tewas virus Ebola di Afrika Barat capai 887 orang
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemarin mengatakan jumlah korban tewas akibat wabah virus Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi 887 orang dan lebih dari 1.603 orang telah terinfeksi.
Dikatakan antara 31 Juli sampai 1 Agustus, ada total 163 kasus baru penyakit virus Ebola (EVD; dikonfirmasi laboratorium, kemungkinan, dan tersangka kasus), serta 61 kematian dilaporkan dari Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone, seperti dilansir situs the Hindu, Selasa (5/8).
Tiga dari kasus-kasus ini terjadi di Nigeria dan termasuk dua kasus kemungkinan baru, satu adalah seorang pekerja kesehatan dan satu warga Nigeria yang melakukan perjalanan ke Guinea, serta kasus yang dicurigai pada perawat.
-
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena virus West Nile? Mereka yang berisiko tinggi tertular adalah pasien yang menderita penyakit kronis yang bisa menekan sistem kekebalan, pasien kanker dengan sistem imun yang lemah, bayi, dan lansia.
-
Siapa yang terkena dampak infeksi HIV di Brasil? Enam pasien yang menjalani transplantasi organ di Rio de Janeiro, Brasil, terkonfirmasi positif terinfeksi virus HIV setelah menerima organ yang terkontaminasi dari layanan donasi organ di wilayah tersebut.
-
Apa jumlah penduduk dunia di awal tahun 2023? Pada awal 2023, World Population Review mendata bahwa Bumi telah dihuni oleh sekitar 8 miliar orang, angka yang cukup besar sebagai satu populasi kehidupan.
-
Apa itu virus West Nile? Virus yang bisa berefek mematikan, West Mile, menjangkiti 100 warga Israel. Delapan orang dirawat di ICU karena diserang virus ini dan saat ini dalam kondisi kritis.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Bagaimana virus West Nile menyebar? Virus ini menular ke hewan lain dan manusia melalui gigitan nyamuk.
Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan, mengunjungi Guinea dan mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan presiden Guinea, Liberia, dan Sierra Leone untuk meninjau status epidemi Ebola dan mengadopsi strategi umum untuk membasmi Ebola dari sub-kawasan itu.
"Skala wabah Ebola, dan ancaman terus-menerus itu, membutuhkan WHO serta Guinea, Liberia dan Sierra Leone untuk mengambil respon ke tingkat baru, dan ini akan membutuhkan peningkatan sumber daya, keahlian medis dalam negeri, kesiapan dan koordinasi regional," kata Chan.
"Negara-negara tersebut telah mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan dan WHO mengimbau masyarakat internasional untuk mendorong rencana tanggap ke depan," jelas dia.
Chan mengumumkan rencana tanggap skala besar untuk melawan wabah Ebola. Dana bantuan darurat adalah sekitar 30 juta dolar Amerika dan 70 juta dolar lainnya diharapkan datang dari negara-negara donor, organisasi-organisasi dan individu.
Elemen-elemen kunci dari rencana baru ini termasuk strategi untuk menghentikan penularan penyakit virus Ebola di negara-negara yang terkena dampak melalui peningkatan skala yang efektif, tindakan pengendalian wabah berbasis bukti, dan untuk mencegah penyebaran penyakit virus Ebola ke tetangga berisiko melalui penguatan kesiapsiagaan dan respon tindakan epidemi.
"WHO dan negara-negara yang terkena dampak serta negara tetangganya akan memperbaharui upaya untuk memobilisasi masyarakat dan memperkuat komunikasi sehingga orang tahu bagaimana menghindari infeksi, dan apa yang harus dilakukan jika mereka takut mereka mungkin telah masuk ke dalam kontak dengan virus itu," kata organisasi itu.
Rencana itu juga menyerukan untuk mengirimkan ratusan dokter spesialis ke negara-negara Afrika Barat yang terkena dampak penyakit tersebut.
Menurut WHO, ratusan dokter dan lebih dari 120 spesialis yang sudah bekerja di lapangan, dan sekitar 60 dokter telah meninggal akibat penyakit virus Ebola. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit ini sebelumnya disebut monkeypox dan hingga kini sudah ada 38.465 kasus di benua Afrika.
Baca SelengkapnyaWabah DBD yang melanda Bangladesh pada 2023 ini telah menyebabkan 1.017 orang meninggal dunia dan hampir 209.000 orang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaBelum tersedia vaksin untuk manusia yang terjangkit virus ini.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaLima orang meninggal akibat komplikasi penyakit “langka tapi serius” di Virginia, Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (14/8) menyatakan situasi penyakit Mpox terkini sebagai “kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia".
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca Selengkapnya