Kelompok Paramiliter Sudan Serang Pasar, 54 Orang Terbunuh Termasuk Perempuan dan Anak-Anak
Konflik di Sudan dimulai pada bulan April 2023 akibat meningkatnya ketegangan antara para pemimpin militer dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Kelompok paramiliter Sudan (RSF) melakukan serangan di pasar Sabrein, Omdurman, menewaskan sekitar 54 orang. Kementerian Kesehatan Sudan melaporkan, serangan tersebut juga mengakibatkan sedikitnya 158 orang terluka.
Dilansir Japan Today, Minggu (2/2), insiden ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan mematikan yang terjadi dalam perang saudara yang semakin meningkat di negara bagian timur laut Afrika tersebut. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari RSF mengenai serangan ini.
Menteri Kebudayaan dan juru bicara pemerintah, Khalid al-Aleisir, mengecam tindakan tersebut, menyatakan banyak korban merupakan wanita dan anak-anak. Ia juga menambahkan bahwa serangan ini menyebabkan "kerusakan luas pada properti pribadi dan publik."
"Tindakan kriminal ini menambah catatan berdarah milisi ini," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Ia menegaskan, insiden ini adalah "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional."
Selain itu, Serikat Dokter Sudan juga mengutuk serangan yang dilakukan oleh RSF. Mereka melaporkan satu peluru mengenai area dekat rumah sakit al-Naw, yang menangani sebagian besar korban dari pasar tersebut.
Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa mayoritas jenazah yang diterima di rumah sakit adalah perempuan dan anak-anak. Di samping itu, rumah sakit tersebut mengalami kekurangan tenaga medis, terutama dokter bedah dan perawat.
Konflik yang terjadi di Sudan ini dimulai pada April 2023, ketika ketegangan antara para pemimpin militer dan RSF memuncak menjadi pertempuran terbuka di Khartoum serta berbagai kota lainnya di seluruh wilayah Afrika timur laut yang luas ini.
Makan Rumput
Serangan pada Sabtu merupakan tragedi terbaru dalam konflik saudara yang mengerikan di negara tersebut. Pekan lalu, sekitar 70 orang tewas akibat serangan yang dilakukan oleh RSF di satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di kota El Fasher, yang terkurung di wilayah barat Darfur.
Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 28.000 orang tewas, memaksa jutaan lainnya untuk meninggalkan tempat tinggal mereka, dan membuat beberapa keluarga terpaksa memakan rumput demi bertahan hidup saat kelaparan melanda sebagian besar wilayah negara itu. Menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi hak asasi manusia, perang ini ditandai dengan kekejaman yang sangat berat, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan yang memiliki motif etnis.
Pengadilan Kriminal Internasional mengungkapkan, mereka tengah menyelidiki dugaan kejahatan perang serta pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, RSF mengalami banyak kerugian di medan perang, yang membuat pihak militer unggul dalam konflik ini. RSF kehilangan kendali atas banyak wilayah di Khartoum, kota Omdurman, serta provinsi-provinsi di bagian timur dan tengah negara. Militer juga berhasil merebut kembali kendali atas kota Wad Medani, yang merupakan ibu kota provinsi Gezira, serta kilang minyak terbesar di negara tersebut.