Bukan Mesir Negara yang Punya Banyak Piramida, Justru Ada di Negeri yang Tak Pernah Disangka
Banyak orang yang salah kaprah. Bukan Mesir yang punya piramida terbanyak di dunia.
Piramida sudah menjadi simbol peradaban kuno dari Mesoamerika hingga Afrika Utara. Meski sering dihubungkan dengan Mesir, negara dengan koleksi piramida terbesar di dunia ternyata bukanlah Mesir.
Lalu siapa?
-
Kenapa banyak piramida di Sudan? Meskipun Mesir terkenal karena piramidanya, sebenarnya ada lebih banyak piramida di Sudan daripada di Mesir.
-
Di mana piramida terbanyak di dunia? Namun, bangunan piramida terbanyak di dunia justru disebut berada di Sudan. Jumlahnya bahkan mencapai 255 bangunan yang tersebar di berbagai wilayah.
-
Dimana piramida Mesir dibangun? Temuan Dari Luar Angkasa Ungkap Piramida Mesir Dibangun Menggunakan Air Ilmuwan mengungkap piramida-piramida Mesir lokasinya dekat dengan jalur air di masa lalu.
-
Apa penemuan terbesar Mesir kuno? Dilansir dari laman Interesting Engineering, Sabtu (25/8), peradaban Mesir Kuno adalah salah satu peradaban dengan penemuan-penemuan yang paling banyak di antara yang lainnya. Berikut penemuan terhebat dari peradaban Mesir Kuno.
-
Dimana piramida Mesir? Sebagai contoh, selama dinasti ke-25 (sekitar tahun 712 hingga 664 SM), Mesir diperintah oleh firaun-firaun dari Nubia (sekarang Sudan modern dan beberapa bagian Mesir selatan).
-
Di mana piramida-piramida itu berada? Piramida yang jumlahnya belasan ini terletak di sebuah situs arkeologi yang luas di Puebla, sebuah negara bagian di Meksiko tengah.
Mengutip IFLScience, Selasa (24/12), jawabannya adalah Sudan. Sudan memiliki 220 hingga 225 piramida, jumlah yang jauh melampaui koleksi Mesir yang hanya sekitar 118. Piramida-piramida di Sudan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang ada di Mesir, tetapi tetap tidak kalah penting dalam sejarah.
Bangunan ini dibuat oleh para penguasa Kerajaan Kush, sebuah kekuatan yang muncul pada abad ke-8 SM di wilayah Nubia, yang membentang dari Aswan di Mesir hingga Khartoum di Sudan. Bahkan, pada masa dinasti ke-25, bangsa Kush sempat memerintah Mesir kuno dengan raja-rajanya yang dikenal sebagai "Firaun Hitam".
Salah satu raja Kush pertama, Piye, merebut Mesir sekitar tahun 770 SM dan memulai dinasti baru. Kemudian, ia memilih untuk dimakamkan dalam sebuah piramida di El-Kurru, Sudan, terinspirasi oleh makam mewah para firaun Mesir.
Ketika bangsa Kush kehilangan kekuasaan atas Mesir, mereka kembali fokus pada wilayah Nubia dan membangun ibu kota baru di Meroë.
Di sinilah mayoritas piramida Sudan berdiri, dengan sekitar 200 monumen runcing yang berfungsi sebagai makam bangsawan dan raja-raja Kush sejak abad ke-3 SM. Sebanyak 41 di antaranya adalah makam anggota keluarga kerajaan.
Kerajaan Kush terus berkembang hingga abad ke-4 Masehi, sebelum akhirnya runtuh akibat konflik dengan Romawi dan Kerajaan Aksum.
Peradaban ini baru ditemukan kembali pada tahun 1830-an oleh para arkeolog, berkat penemuan artefak oleh perampok makam terkenal, Giuseppe Ferlini. Sayangnya, penjarahan yang dilakukan Ferlini menyebabkan kerusakan besar pada piramida-piramida Nubia.
Sampai saat ini, banyak piramida di Meroë yang tetap dalam kondisi rusak, meski beberapa telah dipugar. Proses kerusakan ini diperburuk oleh konflik berkepanjangan di Sudan, yang telah berlangsung sejak 1950-an.
Hal itu berakhir menghambat perkembangan pariwisata dan pendanaan untuk pelestarian situs-situs ini. Sementara piramida Mesir menikmati perlindungan dan jutaan pengunjung setiap tahunnya, piramida Sudan masih terabaikan, menunggu perhatian yang layak dari dunia.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia