Mahasiswa Kurdi Irak gunakan liburan buat lawan jihadis ISIS
Merdeka.com - Briyar Kamal, seorang mahasiswa Kurdi berusia 24 tahun, mendapat nilai bagus di universitasnya. Namun, dia tidak menghabiskan liburan musim panasnya untuk bersantai, melainkan untuk berjuang melawan pada jihadis telah menguasai sebagian wilayah di Irak.
"Jika negara membutuhkan saya di sini, saya akan terus berjuang. Hanya ketika situasi membaik saya akan kembali ke kelas," kata Kamal, seperti dilansir situs Asia One, Kamis (28/8).
Dia diturunkan bersama pasukan Kurdi Peshmerga yang berjuang untuk merebut kembali Kota Jalawla dari kelompok jihad Negara Islam (IS), sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
-
Siapa yang membutuhkan kata-kata perjuangan? Tak melulu dari orang terdekat, dukungan dan semangat bisa muncul darimana saja.
-
Kenapa pelajar berjuang? Mereka yang sebagian berusia masih sangat belia tak gentar menghadapi kolonial Belanda. Di tengah segala kesulitan, mereka tetap bersikukuh melakukan perlawanan terhadap kolonial pada Agresi Militer Belanda I dan II.
-
Bagaimana Kemnaker ingin melanjutkan Desmigratif? Namun demikian, katanya melanjutkan, dalam rangka keberlanjutan dan semakin baiknya program Desmigratif ini dibutuhkan tanggung jawab semua pihak. Selain itu, keberlangsungan atas program ini juga disebutnya sangat membutuhkan dukungan dan sinergi dengan berbagai stakeholder, seperti pemerintah kabupaten, pemerintah desa, dan masyarakat desa setempat.
-
Kenapa Kompol Syarif ingin jadi tentara? 'Ketika tahun 2006 itu, bapak saya Almarhum, saya masuk SMA Taruna, ya saya merasa sosok Ibu lah sebagai jadi panutan saya,' ujar Syarif.
-
Dimana Harun Kabir berjuang? Di tatar priangan timur (Cianjur, Bogor, Sukabumi) ia menjadi salah satu pejuang yang bergerilya di sana.
-
Siapa yang butuh kata-kata semangat? Ketika pacar Anda sakit, ia mungkin merasa frustrasi, sedih, atau stres.
Kamal mengatakan dia mendapat nilai sangat baik dalam tahun ketiga di Universitas Sulaimaniyah. Dia hanya membutuhkan waktu satu tahun lagi untuk menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar di bidang ekonomi.
"Tapi memerangi IS lebih penting," kata pria muda itu, yang dipersenjatai dengan senapan serbu Kalashnikov. Sebelumnya Kamal telah menerima pelatihan senjata di akademi militer.
"Saya bisa belajar kapan saja, tapi dengan memerangi (IS), saya membantu mengamankan kebebasan bagi warga Kurdi Irak."
Kamal berasal dari Kota Halabja, yang pada 1988 dihantam senjata kimia selama kampanye Anfal genosida Saddam Hussein hingga menewaskan sekitar 5.000 orang.
"Hari telah tiba bagi kita untuk mendapatkan hak-hak kami," ujar Kamal di Wadi Osaj, sebuah desa kini kosong dekat Jalawla.
Sambil beristirahat beberapa ratus meter dari garis depan, Kamal mengatakan dia hanya mempunyai waktu tiga sampai empat jam untuk tidur saat malam. "Tapi makanan kita sangat enak," kata dia, sambil membagi buah semangka dengan pejuang lainnya.
Letnan Kolonel Peshmerga Mubarak Ali mengatakan lebih dari seribu tentara Kurdi dikerahkan di sekitar Jalawla.
Ali, berusia 40-an tahun, mengatakan para pejuangnya dipersenjatai dengan senapan, roket peluncur granat, mortir, serta senjata mesin ringan dan berat.
"Kami telah menerima beberapa senjata baru dari kementerian Peshmerga, dan banyak lagi sedang dalam perjalanan," dia menjelaskan.
Mereka rata-rata berperang terutama saat malam hari, kecuali untuk penembak jitu dan mortir. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaProgram UB-Palestine Solidarity yang diinisiasi oleh Universitas Brawijaya sudah dijalankan sejak Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPulang ke tanah air, kini keduanya resmi menyandang master.
Baca Selengkapnya