Mengapa Intelijen Israel Gagal Mencegah Serangan dari Hamas? Ini Analisis Pakar
Militer dan intelijen Israel jelas gagal mengantisipasi serangan Hamas itu.
Ratusan orang Palestina bersenjata mampu menerobos perbatasan di Jalur Gaza yang selama ini dijaga ketat pasukan Israel.
Mengapa Intelijen Israel Gagal Mencegah Serangan dari Hamas? Ini Kata Pakar
"Kami tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi"Itulah reaksi pejabat Israel ketika ditanya bagaimana mungkin intelijen Israel, dengan segala kemampuan mereka, tidak menduga serangan besar-besaran militan Hamas Palestina pada Sabtu pagi 7 Oktober.
Hingga saat ini sedikitnya sudah 600 warga Israel tewas akibat serangan mengejutkan militan Palestina selama dua hari terakhir. Tentu bukan angka main-main.
Dengan berbagai koordinasi antara Shin Bet (intelijen dalam negeri), Mossad (intelijen luar negeri), dan seluruh aset yang dimiliki militer Israel, cukup mengejutkan bagaimana mereka bisa kecolongan.
Atau kalau pun mereka tidak kecolongan, mereka jelas gagal mengantisipasi serangan Hamas itu.
Negeri Bintang Daud selama ini dikenal sebagai negara dengan badan intelijen paling mumpuni yang memiliki sokongan dana cukup besar di Timur Tengah.
Di masa lalu, Israel memiliki kemampuan akurat dalam menghabisi sejumlah pentolan militan Palestina sekaligus mengetahui pergerakan mereka secara detil.
Terkadang mereka menggunakan serangan pesawat nirawak (drone) setelah intel mereka memasang alat pelacak GPS di mobil target. Pada kesempatan lain mereka pernah menggunakan ponsel yang bisa meledak.
Di lapangan, di sepanjang pagar perbatasan antara Gaza dan Israel ada banyak kamera pemantau serta alat sensor pergerakan serta patroli pasukan rutin.
Kawat duri di puncak pagar pembatas selama ini dianggap cukup bisa diandalkan untuk mencegah penyusupan warga Palestina seperti yang terjadi dua hari lalu.
Namun rupanya militan Hamas mampu merobohkan pagar pembatas itu dengan buldoser, memotong dan membuat lubang pada pagar kawat sekaligus melintasinya dengan paralayang.
Sumber: BBC
Untuk menyiapkan dan menjalankan serangan terkoordinasi sekaligus kompleks itu tentu melibatkan rencana persiapan, persenjataan, dan ribuan roket persis di depan hidung Israel.
Tidak heran jika media-media Israel mempertanyakan kepada para pemimpin militer dan politik mereka tentang bagaimana serangan ini bisa terjadi tepat di saat perayaan ke-50 Perang Yom Kippur pada Oktober 1973.
Kekhawatiran terbesar Israel saat ini adalah bagaimana mereka bisa mencegah seruan Hamas terhadap para pendukung mereka untuk angkat senjata dan menghindari pertempuran menyebar ke Tepi Barat atau bahkan masuknya kelompok Hizbullah di Libanon dalam pertempuran ini.
Sumber: France24
Pengamat Timur Tengah David Khalifa menuturkan, peristiwa ini jelas menunjukkan kegagalan besar dari intelijen Israel. Kegagalan ini bahkan bisa dianggap setara dengan apa yang terjadi pada 1973.
Israel selama ini adalah negara yang selalu waspada untuk berperang kapan saja.
"Jelas ada ketidaksiapan, mungkin kesalahan dalam analisis dan estimasi dari intelijen Israel," kata David Khalifa.
Sumber: France24
Militer Israel jelas terkejut dengan serangan ini. Sementara Hamas memang selama ini sangat mengandalkan serangan kejutan dan juga gabungan."Serangan Hamas terjadi dalam tiga dimensi: darat, laut, dan udara. Itulah yang kemungkinan mengejutkan Israel," ujar Khalifa.
"Israel sangat mengandalkan teknologi untuk mencegah serangan terjadi. Jelas ini ada masalah dalam hal antisipasi dan kemungkinan analisis mereka meleset dalam mengukur kadar ancaman."