Dokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi
Dokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi
Media Israel melaporkan beberapa pekan sebelum serangan Hamas, militer Israel mengeluarkan laporan tentang rencana serangan itu dan itu diketahui oleh para petinggi intelijen.
-
Mengapa Hamas memperingatkan Israel? Hamas sebelumnya memperingatkan serangan Israel di Rafah bisa membatalkan negosiasi pembebasan sandera di Gaza.
-
Bagaimana Hamas merespon serangan tersebut? Hamas mendesak komunitas internasional dan PBB untuk bertanggung jawab atas 'kejahatan mengerikan yang sedang berlangsung ini' dan meminta tindakan segera untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah.
-
Kapan serangan Israel ke Gaza terjadi? Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), organisasi perlindungan jurnalis yang berbasis di Amerika ini telah memantau pelanggaran HAM terhadap jurnalis di seluruh dunia dan mencatat sedikitnya 128 pekerja media tewas antara 7 Oktober 2023 hingga 4 Oktober 2024 dalam serangan Israel ke Gaza.
-
Kapan Hamas serang Israel dengan roket? Warga Israel dihantui serangan roket dari Jalur Gaza sejak kelompok bersenjata Hamas berhasil melancarkan serangan besar mengejutkan pada Sabtu (7/10) lalu.
-
Kapan serangan terbaru Israel terjadi? Hamas mengonfirmasi serangan ini pada Selasa, menuding pemerintahan Presiden AS Joe Biden bertanggung jawab atas kelanjutan perang 'pemusnahan' terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
-
Kenapa Hamas menyerang Israel? Pada tanggal 7 Oktober 2023, organisasi ini meluncurkan serangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah Israel yang berada di sekitar Jalur Gaza.
Dokumen Baru Ungkap Israel Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober Lalu, Tapi Tetap Gagal Antisipasi
Sebuah dokumen baru mengungkap militer dan badan intelijen Israel memiliki pengetahuan rinci tentang rencana Hamas untuk menyerang Israel dan mengambil tawanan beberapa pekan sebelum serangan 7 Oktober.
Sebuah laporan dari Kan News Israel mengatakan laporan yang berjudul "Pelatihan Serangan dari Awal Sampai Akhir yang Terperinci" disusun oleh Divisi Gaza militer Israel, didistribusikan pada 19 September 2023, dan diketahui oleh para pejabat tinggi intelijen.
Dokumen tersebut menjelaskan tujuan Hamas dan menggambarkan secara rinci serangkaian latihan yang dilakukan oleh unit-unit elit kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Kan mengatakan latihan itu mencakup simulasi serangan terhadap pos-pos militer dan pemukiman, penculikan tentara dan warga sipil, serta bagaimana menjaga para tawanan ketika mereka memasuki Jalur Gaza.
Dokumen tersebut bahkan dilaporkan memuat "jumlah warga sipil dan tentara yang akan diculik oleh Hamas".
"Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Kan News dokumen itu diketahui oleh
pimpinan intelijen, setidaknya di Divisi Gaza," tulis laporan kantor berita Kan, seperti dilansir Middle East Eye, Selasa (18/6).
Kan menambahkan para pejabat intelijen Israel memantau latihan Hamas di Gaza dan mendokumentasikan langkah-langkah yang direncanakan oleh kelompok tersebut setelah mengambil alih pos-pos militer dan memasuki wilayah Israel.
"Para pejabat intelijen Israel yang memantau latihan itu merinci dalam dokumen tersebut langkah-langkah selanjutnya setelah menerobos masuk ke Israel dan mengambil alih pos-pos tersebut, dan menentukan instruksinya adalah menyerahkan para prajurit yang ditangkap kepada para komandan kompi," kata dokumen itu. "Jumlah sandera yang diharapkan, menurut dokumen itu, adalah antara 200 dan 250 orang."
Serangan Hamas ke Israel menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya ditawan.
Perang Israel selanjutnya di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina, menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil dan aksi genosida.
Diyakini persepsi yang salah di dalam lembaga keamanan Israel, serta kemungkinan kelalaian para pejabat senior merupakan alasan utama mengapa peringatan Divisi Gaza tidak ditindaklanjuti.
Pengadilan Tinggi Israel Ahad lalu mengeluarkan perintah sementara yang menginstruksikan Pengawas Keuangan Negara Matanyahu Englman untuk menangguhkan penyelidikannya atas kegagalan militer Israel dan badan keamanan Shin Bet pada 7 Oktober.
Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yair, mengecam pengadilan tersebut dengan menyatakan "pengkhianatan" mungkin telah terjadi menjelang 7 Oktober dan ayahnya tidak diberi tahu.