Hamas Palestina dan Sejarah Terbentuknya
Kombinasi antara strategi politik dan militer ini menjadikan Hamas adalah salah satu aktor utama dalam perdebatan mengenai konflik Israel-Palestina.
Hamas merupakan sebuah organisasi yang kerap menjadi perhatian dalam konflik antara Israel dan Palestina. Gerakan yang berlandaskan nasionalisme dan agama ini memadukan dakwah Islam dengan metode perjuangan bersenjata.
Didirikan pada tahun 1987, Hamas, yang merupakan singkatan dari Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah, awalnya memiliki tujuan untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Hamas tidak hanya berperan sebagai partai politik, tetapi juga sebagai kelompok militer yang dikenal dengan tindakan bersenjata melawan Israel.
-
Mengapa Hamas terbentuk di Palestina? Pada saat itu tujuan Hamas adalah untuk melawan Jihad Islam Palestina (PIJ), organisasi lain yang komitmennya melawan Israel dengan kekerasan mengancam akan menarik dukungan Palestina dari Ikhwanul Muslimin.
-
Kapan Hamas berdiri di Palestina? Hamas didirikan pada tahun 1987 saat Intifada Pertama (pemberontakan Palestina melawan pemerintahan Israel).
-
Siapa pendiri gerakan Hamas? Syeikh Ahmad Yassin adalah pendiri gerakan Hamas.
-
Siapa pendiri Hamas di Palestina? Pada tahun 1987, setelah pecahnya Intifada Pertama melawan Israel, Hamas didirikan oleh imam dan aktivis Palestina Ahmed Yassin.
-
Dimana Hamas berpusat di Palestina? Hamas adalah kelompok politik dan militan Palestina yang beroperasi di Jalur Gaza.
-
Apa tujuan utama Hamas di Palestina? Tujuan utamanya adalah untuk mendirikan negara Palestina merdeka.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, organisasi ini meluncurkan serangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah Israel yang berada di sekitar Jalur Gaza. Gabungan antara strategi politik dan militer ini menjadikan Hamas salah satu aktor kunci dalam diskusi mengenai konflik Israel-Palestina.
Persepsi internasional terhadap gerakan ini sangat bervariasi. Berikut adalah tinjauan lebih mendalam tentang Hamas sebagai kelompok milisi Palestina yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (7/10/2024).
Asal Usul Pembentukan Hamas
Hamas adalah organisasi nasionalis-religius Palestina yang didirikan pada tahun 1987. Pembentukan organisasi ini terjadi pada awal intifada Palestina pertama sebagai respons terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Istilah "Hamas" adalah singkatan dari Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah, yang berarti Gerakan Perlawanan Islam. Dalam piagam pendiriannya, Hamas bertekad untuk menghapuskan Israel melalui divisi militernya, yang dikenal sebagai Brigade Izzedine al-Qassam.
Selain berfokus pada perlawanan bersenjata, organisasi ini juga menjalankan program-program kesejahteraan sosial untuk masyarakat Palestina. Didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang tokoh agama Palestina yang terlibat dalam cabang lokal Ikhwanul Muslimin, Hamas muncul sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin di Gaza setelah dimulainya perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Tujuan utama Hamas adalah membebaskan Palestina dari penjajahan, mendukung pembentukan negara merdeka berdasarkan batas wilayah tahun 1967, dan bersedia menggunakan berbagai metode, termasuk perlawanan bersenjata.
Sejak berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan umum legislatif pada tahun 2006 dengan mendapatkan 74 kursi dari total 132 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Palestina, Hamas telah menguasai Jalur Gaza secara de facto, meskipun tidak mendapat pengakuan dari komunitas internasional dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan beberapa negara lainnya.
Pemimpin Hamas
Saat ini, Yahya Sinwar menjabat sebagai pemimpin Hamas. Dia menjabat kepala biro politik Hamas menggantikan Ismail Haniyah yang dibunuh Israel di Iran sesaat setelah pelantikan Presiden baru Iran tahun 2024.
Sinwar memiliki latar belakang yang kaya, termasuk 22 tahun yang dihabiskan di penjara Israel akibat keterlibatannya dalam penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel. Jalur Gaza menjadi pusat operasi Hamas karena statusnya sebagai otoritas de facto di wilayah itu sejak Israel menarik diri pada tahun 2005.
Setelah memenangkan pemilihan umum legislatif pada tahun 2006 dengan 74 dari 132 kursi di DPR Palestina, Hamas telah memerintah Gaza secara de facto meskipun tidak diakui oleh komunitas internasional dan Israel. Gaza, yang memiliki panjang 41 kilometer dan lebar 10 kilometer, dihuni oleh sekitar 2,3 juta orang, menjadikannya salah satu daerah terpadat di dunia.
Kontrol Israel atas ruang udara dan garis pantai, serta pembatasan yang diterapkan Mesir di perbatasan, membuat akses ke luar sangat terbatas. Menurut laporan PBB, sekitar 80% penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional.
Para Pemimpin Hamas
Hamas, sebagai gerakan yang berjuang untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, memiliki beberapa tokoh kunci yang berkontribusi dalam pendiriannya serta aktivitas operasionalnya. Berikut adalah enam tokoh utama dalam Hamas.
1. Syekh Ahmad Yasin
Sebagai pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Yasin telah terlibat dalam perjuangan Palestina sejak usia muda dan terkenal karena visi serta kepemimpinannya. Ia menjalani hukuman penjara selama 13 tahun dan menjadi simbol perlawanan hingga wafat akibat serangan Israel pada tahun 2004.
2. Abdul Aziz Ar-Rantisi
Bersama Yasin, Rantisi merupakan salah satu pendiri Hamas. Ia adalah seorang dokter yang aktif dalam Ikhwanul Muslimin. Rantisi dibunuh oleh Israel pada tahun 2004 setelah Yasin meninggal, yang mengukuhkan statusnya sebagai salah satu tokoh penting dalam organisasi tersebut.
3. Ismail Haniya
Dilahirkan di kamp pengungsian, Haniya menjadi pemimpin Hamas dan memiliki peran penting dalam struktur organisasi setelah dibebaskan pada tahun 1997. Ia terpilih sebagai pemimpin Hamas yang akan berpartisipasi dalam pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006. Dia wafat dibunuh dalam sebuah ledakan di kamar tempatnya di Iran menginap beberapa saat setelah pelantikan presiden baru Iran.
4. Khaled Meshaal
Meshaal adalah pemimpin politik Hamas yang berada dalam pengasingan dan memainkan peran penting setelah wafatnya Yasin. Ia berkontribusi dalam memperkuat posisi Hamas di kancah internasional.
5. Nizar Rayyan
Sebagai komandan militer senior Hamas, Rayyan memiliki latar belakang akademis dalam bidang syariat Islam. Ia tewas dalam serangan militer Israel, meninggalkan warisan yang signifikan dalam struktur militer Hamas.
6. Yahya Sinwar
Yahya Sinwar adalah salah satu arsitek Badai Al-Aqsa 7 November 2023 lalu. Dia terpilih menjadi pemimpin Hamas menggantikan Ismail Haniyah yang wafat dibunuh dalam sebuah ledakan di kamar tempatnya menginap di Iran beberapa saat setelah pelantikan Presiden baru Iran.
Komitmennya terhadap perjuangan Palestina dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil yang sulit di kamp pengungsi Gaza dan 22 tahun masa penahanan di Israel. Dia bergabung dengan Hamas sejak awal didirikan dan konsisten menentang keberadaan Israel.
Aktivitas yang Dilakukan oleh Hamas
Hamas menjalankan dua jenis kegiatan utama, yaitu sosial keagamaan dan politik militer. Dalam aspek sosial keagamaan, Hamas berperan aktif dalam memperkuat komunitas melalui pembangunan masjid, penyediaan layanan kesehatan, pendidikan, dan panti asuhan.
Selain itu, mereka juga mendukung kegiatan di bidang olahraga, seni, dan budaya yang didanai oleh sumbangan masyarakat. Di sisi politik dan militer, Hamas meneruskan tradisi Ikhwanul Muslimin dengan melakukan berbagai bentuk propaganda.
Mereka memproduksi berbagai materi untuk membangkitkan semangat rakyat Palestina dan melaksanakan perlawanan, baik secara sipil maupun bersenjata, terhadap Israel. Tindakan mereka mencakup demonstrasi, boikot, dan kerusuhan sebagai bentuk penolakan terhadap pendudukan.