PBB Ungkap Ratusan Mayat Warga Palestina di Gaza Tertimbun Sampah, Tangan Terikat dan Ditelanjangi
Ratusan mayat ditemukan dikubur secara massal di kompleks RS Al-Shifa dan RS Nasser di Jalur Gaza.
Ratusan mayat ditemukan dikubur secara massal di kompleks RS Al-Shifa dan RS Nasser di Jalur Gaza.
PBB Ungkap Ratusan Mayat Warga Palestina di Gaza Tertimbun Sampah, Tangan Terikat dan Ditelanjangi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerima laporan meresahkan mengenai kuburan massal di Gaza, tempat para korban Palestina ditemukan dalam kondisi ditelanjangi dengan tangan terikat.
Hal ini memicu kekhawatiran baru tentang kejahatan perang di tengah serangan udara Israel yang sedang berlangsung, lapor kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), dikutip dari laman PBB, Kamis (25/4).
Ratusan mayat terkubur dan tertimbun sampah di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza Utara. Selain itu, sebanyak 283 mayat ditemukan di Rumah Sakit Nasser, 42 diantaranya berhasil diidentifikasi.
“Diantara seluruh korban tewas, beberapa diantaranya adalah orang lanjut usia, perempuan yang terluka, sementara yang lainnya ditemukan dalam kondisi tangan terikat dan tidak berbusana,” kata Ravina Shamdasani, juru bicara Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
Mengutip dari otoritas kesehatan setempat di Gaza, Shamdasani menambahkan bahwa lebih banyak jenazah telah ditemukan di Rumah Sakit Al-Shifa.
RS Al-Shifa merupakan fasilitas kesehatan utama di Gaza sebelum perang meletus pada 7 Oktober 2023. Penjajah Israel menuding RS ini sebagai basis Hamas. Petugas kemanusiaan PBB menilai tempat ini telah hancur setelah dua pekan pertempuran sengit pasukan penjajah Israel dengan kelompok perlawanan Palestina.
“Laporan menunjukan bahwa 30 jenazah warga Palestina dikubur di halaman Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza dalam dua tempat yang berbeda, satu depan gedung gawat darurat dan satu lagi di depan gedung dialisis,” kata Shamdasani kepada para wartawan di Jenewa.
Jenazah 12 warga Palestina saat ini telah diidentifikasi dari lokasi-lokasi di Al-Shifa, namun identifikasi masih belum dapat dilakukan untuk individu-individu yang tersisa.
“Ada laporan bahwa tangan beberapa mayat juga diikat,” kata Shamdasani, seraya menambahkan bahwa mungkin ada “lebih banyak lagi” korban, “terlepas dari klaim pasukan Israel yang mengatakan bahwa mereka telah membunuh 200 orang Palestina selama operasi di kompleks medis Al-Shifa.”
Sekitar 200 hari sejak pengeboman Israel yang intens, Kepala Badan HAM PBB, Volker Türk, mengungkapkan kengeriannya atas penghancuran rumah sakit Nasser dan Al-Shifa serta penemuan kuburan massal yang dilaporkan.
“Pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan pihak-pihak lain yang menjadi tawanan perang merupakan kejahatan perang,” kata Türk dalam sebuah seruan untuk melakukan investigasi independen terhadap kematian-kematian tersebut.
Hingga 22 April, lebih dari 34.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, termasuk 14.685 anak-anak dan 9.670 perempuan, kata kantor Komisaris Tinggi PBB, mengutip otoritas kesehatan di Gaza. Sebanyak 77.084 orang lainnya terluka, dan lebih dari 7.000 orang diperkirakan masih berada di bawah reruntuhan.
“Setiap 10 menit, seorang anak terbunuh atau terluka. Mereka dilindungi oleh hukum perang, namun mereka adalah pihak yang secara tidak proporsional membayar harga tertinggi dalam perang ini,” kata Turk.
Turk juga mengulangi peringatannya terhadap serangan Israel berskala besar terhadap Rafah, di mana sekitar 1,2 juta warga Gaza terpojok di wilayah tersebut.
“Para pemimpin dunia bersatu dalam keharusan untuk melindungi penduduk sipil yang terperangkap di Rafah,” ujarnya seraya mengutuk serangan Israel ke Rafah dalam beberapa hari terakhir yang sebagian besar menewaskan perempuan dan anak-anak.
Hal ini termasuk serangan terhadap sebuah gedung apartemen di daerah Tal Al Sultan pada 19 April yang menewaskan sembilan warga Palestina “termasuk enam anak-anak dan dua wanita”, serta serangan terhadap Kamp As Shabora di Rafah sehari kemudian yang dilaporkan menewaskan empat orang, termasuk seorang anak perempuan dan seorang wanita hamil.
“Gambar terbaru dari seorang anak prematur yang diambil dari rahim ibunya yang sekarat, dari dua rumah yang berdekatan di mana 15 anak dan lima wanita terbunuh, ini melampaui peperangan,” kata Türk.
Dia juga mengecam “penderitaan yang tak terperikan” warga Gaza yang disebabkan perang berbulan-bulan dan memohon agresi Israel segera diakhiri.