Penembakan Massal di Sekolah Swedia Tewaskan 10 Orang, Motif Masih Misterius
Polisi meyakini pelaku bertindak sendiri dan tidak ada yang mengenalnya sebelumnya.

Tragedi penembakan massal terjadi pada Selasa (4/2) di sebuah pusat pendidikan dewasa di pinggiran Kota Orebro, Swedia, yang terletak sekitar 200 kilometer barat Stockholm. Sekitar 10 orang, termasuk pelaku, dilaporkan tewas dalam insiden tersebut. Hingga beberapa jam setelah kejadian, jumlah korban tewas dan luka serta motif di balik penembakan ini masih belum dapat dipastikan.
Sekolah Risbergska, yang menjadi lokasi kejadian, melayani siswa berusia di atas 20 tahun dan menawarkan berbagai kursus, termasuk pendidikan dasar, kelas bahasa Swedia untuk imigran, pelatihan kejuruan, dan program bagi individu dengan disabilitas intelektual.
"Hari ini, kita telah menyaksikan kekerasan mematikan yang brutal terhadap orang-orang yang sama sekali tidak bersalah," kata Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, dalam konferensi pers di Stockholm, seperti dilansir AP, Rabu (5/2).
"Ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah Swedia. Banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, dan saya juga tidak dapat memberikan jawaban tersebut."
Kristersson juga mengingatkan agar masyarakat tidak berspekulasi mengenai kejadian ini, dan menekankan saatnya akan tiba ketika semua fakta akan terungkap. Kekerasan bersenjata di sekolah sangat jarang terjadi di Swedia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa insiden di mana orang-orang terluka atau tewas akibat serangan dengan senjata tajam seperti pisau atau kapak.
Menteri Kehakiman, Gunnar Strommer menggambarkan penembakan massal ini sebagai sebuah peristiwa yang mengguncang seluruh masyarakat. Meskipun masyarakat Swedia sering mendengar berita tentang kekerasan semacam ini di negara lain, Strommer mengaku mereka merasa kejadian serupa tidak akan terjadi di negara mereka. Tragedi di sekolah-sekolah Swedia sebelumnya tidak sebesar insiden yang terjadi pada Selasa itu, yang dianggap sangat menyedihkan.
Kepala Polisi setempat, Roberto Eid Forest, menyatakan keadaan di lokasi kejadian sangat kacau, sehingga penyidik belum dapat memastikan jumlah korban secara akurat.
10 Kali Tembakan

Peristiwa penembakan massal ini terjadi setelah banyak siswa pulang dari ujian nasional, sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Seorang guru bernama Lena Warenmark menyatakan kepada SVT News, jumlah siswa di kampus pada Selasa siang sangat sedikit setelah ujian. Dia mengaku mendengar sekitar 10 suara tembakan.
Pihak berwenang menyatakan saat ini tidak ada tanda-tanda yang mengarah pada keterkaitan dengan terorisme.
"Tentu saja, kita semua ingin memahami mengapa ini terjadi, apa yang sebenarnya terjadi, dan apa motif pelaku," ungkap Kristersson.
"Kita harus menunggu jawaban itu --- pada waktunya, gambaran yang lebih jelas akan terbentuk."
Setelah insiden penembakan yang terjadi pada Selasa, polisi melakukan penggeledahan di kediaman tersangka, namun hasil dari penggeledahan tersebut masih belum diketahui. Eid Forest juga menegaskan tidak ada tanda-tanda peringatan sebelum serangan tersebut terjadi. Saat ini, pihak berwenang sedang berusaha mengidentifikasi para korban yang kehilangan nyawa dalam tragedi ini.
Raja Swedia Carl XVI Gustaf memberikan penghargaan kepada aparat kepolisian serta petugas penyelamat dan medis yang bertindak cepat dalam merespons penembakan massal tersebut.
"Dengan kesedihan dan kengerian, keluarga saya dan saya menerima informasi tentang kekejaman mengerikan di Orebro," ujar Raja Carl XVI Gustaf.
"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman para korban yang tewas. Kami juga memikirkan mereka yang terluka dan keluarga mereka, serta semua pihak yang terdampak."